Sukses

Modifikasi Kapal Sewol Jadi Penyebab Maut?

Liputan6.com, Seoul - Satu per satu jasad beku dan terdekomposisi ditarik keluar dari kabin-kabin Kapal Sewol yang tenggelam miring di lautan. Beberapa di antaranya dengan jemari patah -- yang menggambarkan kerasnya upaya mereka untuk selamat. Masih ada lebih dari 100 penumpang yang terjebak di sana.

Sementara, penyelidikan terus dilakukan untuk mengungkap apa penyebab tenggelamnya kapal yang membawa 476 orang itu dalam perjalanannya dari Pelabuhan Incheon menuju Pulau Jeju, Rabu 16 April 2014.

Tak hanya dugaan kelalaian awak. Seorang anggota parlemen Korea Selatan mengungkap soal kondisi kapal nahas itu. Renovasi yang dilakukan tahun lalu telah memperluas bagian atas Sewol, untuk menampung 117 lebih penumpang.

Para penyelidik ingin mengusut apakah modifikasi itu membuat feri tersebut menemui akhirnya yang tragis.

Kim Yong-rok, anggota parlemen yang mewakili Jindo  -- pulau dekat kapal tenggelam -- mengungkapkan, modifikasi membuat penyelidikan mengarah pada kondisi fisik Sewol.

Kim mengatakan, modifikasi itu dilakukan pada tahun 2013 setelah Sewol dibeli dari sebuah perusahaan Jepang. Kapasitas penumpang ditambah dari 804 menjadi 921.

Belum ada konfirmasi dari aparat Korsel. Namun, mereka sedang menginvestigasi lembaga swasta yang bertanggungjawab menginspeksi dan mengeluarkan sertifikat kapal untuk Pemerintah Korsel.

Pihak berwenang mengaku belum tahu apa sebenarnya penyebab kapal miring, sebelum akhirnya terbalik dan tenggelam. Tak ada indikasi kapal kelebihan penumpang, meski mereka tak tahu seberapa berat muatan yang diangkut Seoul -- sampai kargo diangkat dari perairan Laut Kuning.

Aparat telah menahan kapten dan awak kapal lain sebagai bagian dari penyelidikan kriminal. Jumlah kru yang ditahan bertambah menjadi 14 orang. Demikian diungkap Kepala Kejaksaan Kota Mokpo, Yang Joong-jin. Dari 29 awak kapal, 20 selamat, 9 lainnya tewas atau hilang. Jaksa juga menggeledah kantor Cheonghaejin Marine Co, yang mengoperasikan Sewol.

Penyidik ​​juga mencari 20 organisasi yang berafiliasi dengan operator feri. Mereka juga menggeledah rumah Yoo Byung-eun, miliuner yang keluarganya mengoperasikan Sewol.

Perjalanan Simbolis para Mendiang

Sementara, harapan untuk menemukan korban selamat dalam kapal pupus. setelah pihak berwenang mengatakan bahwa para penyelam tak menemukan kantong udara pada dek ketiga dan keempat kapal, di mana ada banyak penumpang diduga terjebak di sana.

Hingga Kamis kemarin, jumlah penumpang yang tewas adalah 171 orang, 131 lainnya masih hilang. Tak ada korban selamat ditemukan, sejak 174 nyawa diselamatkan di hari ketika kapal tenggelam.

Kamis kemarin, para siswa Danwon High School -- di mana mayoritas korban Sewol berasal -- kembali ke sekolah dengan hati diliputi duka. Sekitar dua per tiga dari 476 penumpang adalah murid-murid yang ikut wisata ke Jeju.

Tak ada kegiatan belajar mengajar pagi kemarin. Para murid menyaksikan serangkaian mobil jenazah hitam melewati gerbang, seseorang di kursi penumpang memegang potret seorang mahasiswa yang meninggal dunia. Di belakangnya ada bus berjendela gelap yang mengangkut para keluarga korban. Perjalanan simbolis para mendiang ke sekolah untuk kali terakhir.

Ribuan pita kuning diikat ke gerbang sekolah, simbol harapan, semoga masih ada yang selamat. Pesan-pesan doa bertebaran. "Aku ingin bertemu. Aku mencintaimu dan berdoa untukmu," demikian isi salah satu pesan, seperti Liputan6.com kutip dari CNN, Kamis (24/4/2014).

Petugas medis pun dikerahkan sebagai tempat konsultasi para murid yang dilanda kesedihan. (Tanti Yulianingsih)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini