Sukses

Uji Coba ERP Mundur Juli, Ahok: Swasta yang Sanggup Terbatas

Pemprov DKI Jakarta berencana menggelar uji coba langsung atau live trial penerapan jalan berbayar elektronik pada Juli 2014.

Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta berencana menggelar uji coba langsung atau live trial penerapan jalan berbayar elektronik atau electronic road pricing (ERP) pada Juli 2014. Mundur dari target awal yaitu April ini. Uji coba tersebut akan dilakukan oleh salah satu perusahaan asal Swedia, yaitu Kapsch.

"Ini mundur dari target karena mereka tadinya dia pikir mau tender dulu. Tapi kan swasta yang sanggup terbatas juga," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota, Kamis (24/4/2014).

Rencananya, Juni nanti alat On Board Unit (OBU) akan dibagikan kepada warga untuk uji coba. Begitu juga pemasangan gate entry atau gerbang. Kemudian, live trial-nya baru akan dilaksanakan pada Juli 2014

Pria yang karib Ahok itu mengungkapkan, uji coba tersebut akan dilakukan di sepanjang Jalan Sudirman hingga Jalan MH Thamrin. Atau rute Transjakarta Koridor I dan II. Sedangkan, gerbang masuknya akan dimulai dari depan Ratu Plaza, Jakarta Pusat.

"Seluruh proses uji coba, termasuk peralatannya itu ditanggung oleh perusahaan Kapsch. Pokoknya, tidak ada biaya apa pun yang kita keluarkan, alias gratis," ujar Ahok.

Nantinya, jika dari uji coba tersebut Pemprov DKI setuju bekerja sama dengan Kapsch, perusahaan tersebut akan menggandeng salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI dalam penerapan teknologi ERP di Jakarta.

Saat uji coba, OBU atau sensor akan dipasang pada jendela mobil bagian depan. Sistem ini secara otomatis tersambung dengan rekening bank pemilik kendaraan. Jika mobil melewati gate ERP, uang di rekening pemilik mobil akan terpotong dengan sendirinya. Prinsip kerja alat ini mirip seperti sensor yang dipasang di pusat-pusat perbelanjaan.

Rencananya, tarif yang akan diberlakukan untuk penerapan pertama kali sekitar Rp 20.000. Namun, tarif itu masih mungkin mengalami kenaikan atau fluktuatif, tergantung pada tingkat kemacetan.

"Kalau ternyata dengan tarif Rp 20.000 masih banyak orang yang pakai mobil pribadi, berarti kita naikkan lagi tarifnya. Alat ini kan tujuannya untuk mengurangi kemacetan, khususnya yang disebabkan oleh kendaraan roda empat," jelas Ahok.

(Shinta Sinaga)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini