Sukses

Demi Keutuhan NKRI, Seni dan Budaya Papua Segera Dipatenkan

Seni dan budaya merupakan salah satu identitas sebuah negara, jika tidak dijaga dengan baik bisa jadi akan dicuri negara lain.

Liputan6.com, Jayapura - Kekayaan seni dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia membuat pemerintah harus betul-betul mendata dan menata dengan baik kekayaan bangsa ini, khususnya pemerintah daerah. Hal ini penting dilakukan agar seni dan budaya yang dimiliki Indonesia tidak diklaim oleh negara lain yang masih serumpun. Untuk menghindari hal tersebut, Gubernur Papua Lukas Enembe memiliki program mematenkan seni dan budaya yang dimiliki Bumi Cenderawasih.

Seperti yang tercantum dalam laman resmi Provinsi Papua, dalam acara pelantikan Dewan Kesenian Tanah Papua (DKTP) yang baru periode 2014-2019, Gubernur Papua Lukas Enembe menugaskan DKTP untuk mematenkan seluruh seni dan budaya yang ada di Bumi Papua.

"Jadi, hari ini (15/4/2014) saya tugaskan kepada Dewan Kesenian untuk segera menata potensi kekayaan budaya kita, baik seni pahat, seni tari atau seni apa saja, termasuk sanggar-sanggar yang dimilik kelompok dan keluarga agar ditata dengan baik. Dan saya tugaskan untuk dipantenkan segera jangan sampai diklaim orang lain," kata Lukas Enembe.

Untuk mendukung Dewan Kesenian Tanah Papua, lanjut Lukas, pihaknya akan berupaya memfasilitasi kebutuhan kantor DKTP, agar dapat bekerja dengan baik. "Untuk melakukan tugas besar itu maka para pengurus harus memiliki sarana penunjang yang baik pula,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu pula, Gubernur menyampaikan pesan penting kepada Dewan Kesenian untuk membuat aksesori cendrawasih imitasi, sehingga tidak membunuh burung cendrawasih yang merupakan burung `surga` serta habitat aslinya di Provinsi Papua.

Mendengar arahan dan penjelasan Lukas Enembe, Ketua Umum DKTP, Nomensen Mambraku menyatakan kesiapannya untuk melakukan langkah-langkah strategis guna mengupayakan penggalian, pengembangan dan perlindungan terhadap potensi seni budaya Papua.

"Kami akan mensinergikan berbagai program dan kegiatan organisasi dengan kebijakan pemerintah saat ini, yaitu Papua bangkit, mandiri dan sejahtera,” ujarnya.

Lebih lanjut Nomensen mengatakan, seni dan budaya Papua adalah pilar terakhir yang mengindikasikan bahwa Papua ada dan hidup di atas bumi persada Nusantara. Oleh sebab itu, seni dan budaya merupakan pertahanan terakhir dari identitas orang Papua dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. (papua.go.id/Gil)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.