Sukses

Paedofilia dan Ciri Anak-anak yang Menjadi Korban

Semakin banyaknya Pedofilia, membuat orangtua harus lebih waspada akan cara-cara penjahat menjebak anak anak.

Liputan6.com, Jakarta Semakin banyaknya para paedofilia membuat orangtua harus lebih waspada akan cara-cara penjahat menjebak anak anak.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (23/4/2014), paedofil kerap memulai jebakannya melalui situs media sosial seperti Facebook. Itu yang dilakukan seorang dokter gigi di Surabaya yang berpura-pura hendak memeriksa perkembangan kelamin anak. Padahal foto yang dikirimkan anak tersebut akhirnya menjadi konsumsi komunitas predator anak dunia.

Cara lain yang dilakukan adalah dengan mengajak anak itu berjalan-jalan, memberinya obat tidur, dan kemudian memperkosanya. Inilah yang dilakukan oleh paedofil yang mengajar di Jakarta International School (JIS) beberapa waktu lalu.

Ada kesamaan perilaku yang ditunjukkan para paedofil itu. Mereka mengancam anak-anak supaya tidak menceritakan peristiwa yang mengerikan ini pada orang lain. Hal itu tentu saja dimaksudkan untuk menutupi kejahatan predator anak tersebut

Berikut beberapa ciri anak-anak yang menjadi korban penjahat tersebut:

1. Perubahan perilaku anak yang biasanya periang dan mudah bergaul, tiba-tiba menjadi pemurung dan menarik diri dari kawan-kawannya. Atau sebaliknya malah jadi lebih agresif dan kasar.

2. Selain itu perhatikan perubahan fisik si anak yang menjadi kekerasan seksual. Apakah mengeluh sakit saat buang air kecil atau adanya darah di alat kelaminnya. Perhatikan pula adanya lebam atau luka di sekitar kelamin anak.

Ada sejumlah hal yang bisa dilakukan bila Anda curiga si buah hati menjadi korban kekerasan seksual, yaitu:

1. Buat anak merasa nyaman. Anak biasanya dibuat takut oleh ancaman yang dikeluarkan oleh paedofil. Apabila anak telah nyaman, barulah bisa perlahan-lahan ditanya mengenai apa yang terjadi padanya.

2. Apabila memang si buah hati telah menjadi korban, Anda patut mempertimbangkan kemungkinan mencari bantuan pada konselor atau psikolog anak untuk mengatasi masalah trauma yang dialami si buah hati. (Yus Ariyanto)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.