Sukses

Jokowi Janji Telusuri `Dobel Anggaran` di Dinas Lain

Menurut Jokowi, anggaran yang berlebih itu nantinya akan digunakan untuk hal lainnya. Tidak begitu saja masuk Silpa.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengunci anggaran di Dinas Pendidikan. Hal ini dilakukan karena ada dugaan duplikasi anggaran. Tak sampai di situ, pihaknya masih melakukan penelusuran di dinas lainnya.

"Ini lagi ditelusuri terus di setiap dinas. Di Dinas Pendidikan kan sudah. Yang lain belum, masih proses," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Selasa (22/4/2014).

Jokowi pun enggan kejanggalan itu disebut sebagao double anggaran. Dirinya juga membantah kejadian itu karena konsep e-budgeting yang baru diterapkan. "Kok dobel anggaran? Siapa sih yang ngomong dobel anggaran? Yang namanya dobel anggaran itu apa? Kamu nggak ngerti, nanya," ujarnya.

"Yaitu anggaran yang menyebabkan kita boros, seperti itu. Barang yang nggak diperlukan dibeli. Itu yang kita lock. Duplikosa, duplikasi. Opo?" imbuhnya.

Menurut Jokowi, anggaran yang berlebih itu nantinya akan digunakan untuk hal lain. Tidak begitu saja masuk Silpa (sisa lebih penghitungan anggaran).

"Tidak ini nanti diganti diperubahan. Untuk sesuatu yang bermanfaat, real, konkret. Di-lock dulu, kluk. Nanti dinas lain ada dikumpulin, kluk. Inilah fungsi e-budgeting," tandasnya.

Pada 11 April 2014 lalu, Disdik DKI melaporkan temuan dobel anggaran senilai Rp 700 miliar dalam proyek rehabilitasi dan pengadaan barang serta ATK sekolah di Jakarta. Perencanaan anggaran itu diusulkan ketika Taufik Yudi Mulyanto menjabat sebagai Kadisdik DKI pada 2013.

"Sudah saya laporkan ke gubernur. Langkah pertama Disdik di 2014, inventarisasi, kegiatan mana, anggaran mana yang tidak bisa dilaksanakan. Muncul angka Rp 700 miliar," ungkap Kepala Disdik DKI pengganti Taufik, Lasro Marbun.

Munculnya dobel anggaran itu diduga karena dalam 1 proyek, terjadi 2 kali penganggaran. Misalnya, 1 sekolah di sebuah perencanaan dianggarkan rehabilitasi total. Ternyata dalam perencanaan lain, juga dianggarkan rehabilitasi total di sekolah yang sama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini