Sukses

Feri Tenggelam di Korsel, Ayah Korban: Anakku Mengirim SMS

"Aku masih hidup, ada siswa lain yang hidup, tolong selamatkan kami dengan cepat," beber sang ayah saat menemani keluarganya.

Liputan6.com, Seoul - Sebuah kapal feri tenggelam pada Rabu 16 April 2014 waktu setempat, dalam perjalanan dari Pelabuhan Incheon menuju Pulau Jeju, Korea Selatan. Sejauh ini, 6 orang dikonfirmasi tewas. Sementara 179 orang telah diselamatkan.

Menurut seorang ayah dari 325 siswa yang berada di kapal feri terbalik itu, ia yakin beberapa orang bertahan dalam kantung penyelamat. Termasuk anaknya.

"Anakku mengirimiku pesan teks (SMS), 'aku masih hidup, ada siswa lain yang hidup, tolong selamatkan kami dengan cepat'," beber sang ayah saat menemani keluarganya ke lokasi bencana pada Kamis (17/4/2014), seperti dilansir Reuters.

Orangtua lainnya, Park Yung-suk, mengatakan kepada Reuters, ia melihat tubuh guru putri remajanya dibawa ke daratan pagi-pagi sekali.

"Jika aku bisa menyelam, aku akan melompat ke dalam air dan mencoba mencari anakku," tutur Park di bawah guyuran gerimis

Sementara itu, anggota keluarga lain yang cemas dengan keberadaan anak-anaknya pun berkumpul dalam kondisi berduka di dermaga kota pesisir Jindo. Meringkuk berbalut selimut melawan dingin musim semi, menunggu hasil dari upaya pencarian di hari kedua.

Sekitar 290 orang dari 476 penumpang di feri masih hilang. Penyebab terbaliknya feri di semenanjung Korea itu pun masih misterius. Kecelakaan itu disebut-sebut sebagai kecelakaan maritim terburuk di negara itu dalam 20 tahun.

Banyak penumpang adalah anak-anak sekolah dari Ansan Danwon High School di pinggiran Seoul.

Pencarian Lanjutan

Penjaga pantai dan penyelam dari angkatan laut kembali melakukan pencarian para penumpang pada hari Kamis ini, setelah feri terbalik dalam perjalanan wisata ke Pulau Jeju.

"Cuacanya bagus, kenapa Anda tidak memulai penyelamatan?" teriak pejabat penjaga pantai yang tiba di Jindo hari ini kepada timnya, seyogia menunggu para kerabat penumpang kapal mencemooh mereka.

Sehari setelah musibah itu, belum juga diketahui mengapa kapal seberat 6.825 ton yang dibuat di Jepang 20 tahun yang lalu itu bisa tenggelam.

Menurut data, di sekitar jalur yang ditempuh feri itu, banyak terdapat terumbu karang dan perairan dangkal. Namun salah satu pejabat pemerintah mengemukakan kemungkinan kapal itu menabrak batu.

Belum jelas juga mengapa feri itu tiba-tiba miring ke samping di perairan tenang di lepas pantai barat daya Korea Selatan, namun beberapa korban selamat mengatakan terdengar suara dentuman keras sebelum kapal terbalik.

Ada dugaan kapal itu telah menyimpang dari jalur. Namun, koordinat lokasi kecelakaan yang diumumkan pihak otoritas pelabuhan menunjukkan kapal berada tidak jauh dari jalur reguler.

Feri Sewol mengirimkan sinyal marabahaya pada Rabusekitar pukul 09.00 pagi. Penjaga pantai mengatakan, operasi penyelamatan segera dilakukan setelah menerima sinyal itu. Melibatkan hampir 100 penjaga pantai dan kapal angkatan laut juga kapal nelayan serta 18 helikopter.

Pemilik dari kapal adalah Chonghaejin Marine Co Ltd, yang berbasis di Incheon. Namun hingga kini perusahaan itu belum dapat dihubungi untuk dimintai keterangan terkait musibah.

Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan yang dikirim kepada media setempat  seorang pejabat perusahaan meminta maaf atas kecelakaan itu namun menolak berkomentar lebih lanjut. (Yus Ariyanto)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.