Sukses

Menteri Australia Mundur karena Sebotol Anggur

Botol anggur itu bukan sembarang botol, melainkan botol langka Penfolds Grange Hermitage tahun 1959.

Liputan6.com, Sydney- Premier atau Menteri Utama New South Wales (setara Gubernur) Barry O'Farrell mengundurkan diri karena tersandung dugaan gratifikasi. Barry kini tengah menjalani pemeriksaan oleh Independent Commission Against Corruption (ICAC) -- KPK Australia -- setelah kedapatan menerima hadiah sebotol anggur.

Botol anggur itu bukan sembarang botol, melainkan botol langka Penfolds Grange Hermitage tahun 1959. Harganya US$ 2.800 atau sekitar Rp 32 juta. Barry menerima hadiah itu dari pemilik perusahaan air Australia Water Holdings, Nick Di Girolamo.

Dalam pernyataan pengunduran diri saat jumpa pers, Barry menyatakan dirinya tidak ingin menghambat penyelidikan. Karena itu, ia memutuskan untuk mundur dari jabatan orang nomor satu di New South Wales.

"Saya memang menerimanya (botol anggur). Sebagai seorang yang memegang teguh prinsip, saya siap menerima konsekuensinya," ujar Barry, seperti dimuat BBC, Rabu (16/4/2014).

Barry menambahkan, Premier penggantinya akan dipilih pada sidang parlemen yang digelar pekan depan. "Saya tak bisa menjelaskan soal detail penerimaan hadiah itu karena saya tidak ingat," katanya.

Sebagai pimpinan koalisi Liberal-Nasional atau atasan Barry, Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengapresiasi langkah anak buahnya tersebut.

Pengunduran diri Barry, menurut Abbott, merupakan bukti bahwa bawahannya patuh aturan. Bagi Abbott, penerimaan botol anggur itu bukan korupsi.

"Ini sudah jelas, seperti yang kita semua tahu, dia tak sengaja dan tak bermaksud mempersulit penyidikan ICAC. Langkah pengunduran dirinya sangat terhormat," ujar Abbott.

Menurut politisi oposisi Australia, John Kaye, kasus yang menjerat Barry harus dijadikan pelajaran bagi politisi lain. Sebab penerimaan hadiah seperti yang dilakukan Barry sudah menjadi budaya di Australia.

"Ini bukan hanya tentang Barry O'Farrel, tapi budaya politik di New South Wales," jelas John. (Yus Ariyanto)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.