Sukses

Pasien BPJS Sering Dimintai Biaya Tambahan, Ada Bisnis Farmasi?

Dugaan adanya permainan bisnis farmasi, karena banyaknya laporan dari pasien peserta BPJS. Rata-rata mereka mengeluhkan biaya perawatan.

Liputan6.com, Semarang - Anggota Komisi IX DPR RI Zuber Safawi mengatakan, peserta program BPJS sering menjadi korban bisnis farmasi.

"Dengan system INA-CBG’s, seharusnya biaya peserta BPJS yang menjalani rawat inap sudah meliputi semua komponen, fasilitas, perawatan dan obat," kata Zuber di Semarang, Sabtu (12/4/2014).

Dugaan adanya permainan bisnis farmasi, karena banyaknya laporan dari pasien peserta BPJS, rata-rata mereka mengeluhkan biaya perawatan dan pengobatan yang tetap ditagih, kendati sudah menjadi peserta BPJS.

Alasan penagihan juga bermacam-macam. Terbanyak adalah obat tidak ada dalam daftar yang dijamin. Selain itu, ada pula penambahan fasilitas atau peralatan kesehatan tertentu.

Atas kejadian ini, Zuber meminta Kementerian Kesehatan memberi sanksi kepada rumah sakit yang masih membebankan biaya kepada pasien peserta BPJS di luar ketentuan. Selain itu, BPJS Kesehatan juga diminta proaktif memberi advokasi kepada peserta BPJS yang dibebani biaya 'siluman'.

"Perlu diverifikasi apakah memang benar tidak ada, sehingga terpaksa menggunakan obat lebih mahal, atau jangan-jangan ini bagian dari bisnis farmasi saja," kata Zuber.

(Shinta Sinaga)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.