Sukses

Pengalaman Pertama Seorang Pemilih Pemula

Namanya Arny Christika Putri , warga Larangan Ciledug Banten ini untuk pertama kalinya menggunakan hak suaranya.

Citizen6, Jakarta Namanya  Arny Christika Putri , warga Larangan Ciledug Banten ini untuk pertama kalinya menggunakan hak suaranya. Perempuan berusia 20 tahun dan masih single ini pagi-pagi harus menyempatkan diri mampir ke Tempat Pemungutan suara yang ada di dekat rumahnya.

Sebagai orang Indonesia, ia berusaha menjadi warga Negara yang baik. Ia ingin berpartisipasi dalam pemilu kali ini untuk Indonesia yang lebih baik.

Perempuan yang mengaku suka ngemil ini datang ke TPS membawa sebuah undangan. Sebenarnya ia memperoleh dua undangan mencoblos dengan nama yang persis sama. Namun ia dengan kesadaran mengembalikan surat undangan itu ke ketua Rukun Tetangga (RT).

Meski dengan tekad bulat untuk mencoblos, ia tak punya bekal pengetahuan sedikitpun tentang siapa calon legislatif (caleg) yang akan dipercaya untuk menyuarakan aspirasinya di DPR.  

Menurutnya para calon legislative dari partai-partai itu kurang sosialisasi diri dengan para konstituentnya, sehingga jangankan kenal program-programnya, namanya pun tak kenal.

Sampai di TPS ia kecewa, rupanya   Panitia Pemungutan Suara (PPS) belum siap, meskipun jam sudah menunjukkan pukul 07:00 WIB. Perempuan itu harus bersabar selama satu jam. Pencoblosan dimulai pukul 08:00 WIB.

Tibalah waktu yang mendebarkan itu. Dengan mantap, perempuan itu melangkahkan kakinya ke bilik suara, saat namanya sudah dipanggil petugas. Ia agak bingung, katanya pemilu luber (langsung, umum, bebas, rahasia) namun yang ia temui pagi itu adalah bilik-bilik yang jaraknya terlalu dekat. Sehingga setiap pemilih bisa saling mengintip. Arni yang saat ini bekerja di sekitaran Jalan Sudirman, Jakarta Selatan itu sempat ditanya-tanya oleh ibu-ibu yang sedang mencoblos di bilik samping.

Selangkah lagi, prosesi pencoblosan selesai. Setelah melipat kartu suara dan memasukkan ke dalam kotak, ia menuju ke meja yang disediakan untuk mencelupkan jarinya sebagai bukti bahwa dirinya telah menitipkan aspirasinya ke sebuah partai.

Lagi-lagi perempuan itu kecewa, tinta yang dipakai pada pemilu 2014 ini sungguh mudah luntur (seperti dalam foto). Dengan mencuci dengan sabun, kelingkingnya bersih, tak ada jejak yang menunjukkan bahwa dirinya telah mencoblos, telah menjadi warga Negara yang baik. Ia tak ingin hak suaranya disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. (kw)

Disclaimer:
 
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini