Sukses

Penerjun Payung Nyaris Tertabrak Meteorit di Langit

Anders Helstrup hanya berjarak beberapa meter dari meteorit yang menyelonong masuk ke Bumi.

Liputan6.com, Oslo Anders Helstrup beruntung masih hidup. Skydiver atau penerjun payung asal Norwegia tersebut hanya berjarak beberapa meter dari meteorit yang menyelonong masuk ke Bumi dengan kecepatan 482 km per jam. Saat itu ia baru saja melompat dari pesawat yang terbang di atas langit Hedmark, Norwegia. Insiden tersebut terekam video.

Menyaksikan video tersebut, para ahli yakin benar, benda bercahaya yang nyaris menabrak Anders adalah meteorit -- yang baru saja meredup. Jika benar demikian, ini menjadi kali pertamanya masuknya batu angkasa ke Bumi disaksikan manusia bahkan direkam dalam video.

Ahli geologi, Hans Amundsen kepada situs media Norwegia, NRK.no mengatakan, ia yakin objek yang melintas dekat Anders adalah meteorit.

"Tak mungkin yang lain. Bentuknya tipikal meteorit -- ada fraktur yang baru terbentuk di satu sisinya, sisi lainnya berbentuk bulat," kata dia seperti Liputan6.com kutip dari Daily Mail, Jumat (4/4/2014).

Amundsen yang pernah bekerja pada NASA yakin, batu tersebut adalah bagian dari batuan yang lebih besar -- yang meledak sekitar 12 mil di atas si penerjun payung.

Lalu, sisa-sisa dari meteoroid itu akan akan melambat, meredup dalam fase yang dikenal sebagai 'dark flight'.

"Ini belum pernah terjadi sebelumnya, meteorit difilmkan dalam fase 'dark flight'. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah dunia," kata Dr Amundsen.



Saat kejadian, Anders Helstrup bersama sejumlah rekannya dari Oslo Parachute Club, terjun dari pesawat bersama dari bandara terdekat.

Ia baru saja membuka parasutnya saat seongok batu meluncur hanya beberapa meter darinya.

Saat itu Anders tak menyadari betapa ia sebegitu dekatnya dengan maut. Namun firasatnya menunjukkan ada yang tak beres. "Aku merasa ada sesuatu, tapi aku tak menggubrisnya."

Untungnya, Anders memiliki kamera yang terpasang di helmnya. Saat video diputar ulang, terungkaplah telah terjadi insiden langka.

"Di rekaman terlihat jelas sesuatu yang mirip batu. Awalnya aku berpikir batu itu mungkin tak sengaja terbawa parasut, namun ukurannya terlalu besar," kata pria yang tinggal di Oslo itu.

Saat ini, perburuan meteorit sedang dilakukan. Para ahli menganalisa lintasan dan triangulasi area pencarian yang sejauh ini terbatas pada wilayah 100 meter persegi.

Namun dengan medan yang sulit: rawa dan hutan lebat, tak mudah untuk menemukannya. Pencarian sejauh ini terbukti sia-sia.

(Shinta Sinaga)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini