Sukses

Menyamar Jadi Perempuan, Anggota Taliban Serang KPU Afghanistan

Pihak Taliban dalam akun Twitternya mengklaim bertanggung jawab atas serangan ke KPU. Bersumpah ganggu pemilu.

Liputan6.com, Kabul Penyelenggaran pemilu di Afghanistan jauh dari aman. Pemberontak Taliban yang menyamar dengan menggunakan burqa, melontarkan roket dan tembakan ke kantor pusat komisi pemilihan umum di Kabul.

Enam jam setelah serangan dimulai, aparat keamanan menembak mati 5 pria bersenjata yang menguasai gedung di dekatnya dan menjadikan kantor KPU sebagai target, Sabtu kemarin.  

"Ada lima penyerang, semuanya mengenakan burqa sebagai kedok. Mereka tewas," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Sediq Seddiqi  seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au, Minggu (30/3/2014).  "Dua anggota kepolisian khusus juga cedera."

Sementara, juru bicara komisi pemilihan umum atau Independent Election Commission (IEC) Noor Mohammad Noor mengatakan, semua pegawainya selamat meski dibombardir roket dan tembakan. Sebagian berlindung di ruangan khusus berpengaman selama berjam-jam.

"Saya mendengar beberapa ledakan, dan aku melihat pemberontak bersenjata dengan senjata berat dan ringan mengambil posisi di sebuah bangunan pribadi, dan mereka mulai menembak, " kata seorang pengemudi yang tak mau disebut namanya.

Terkait serangan tersebut, bandara Kabul yang terletak di area sama ditutup selama berjam-jam. Sejumlah pesawat dialihkan ke Karachi atau kembali ke New Delhi. Sementara, sejumlah restoran dan toko yang populer di kalangan orang asing ditutup.

Pihak Taliban dalam akun Twitternya mengklaim bertanggung jawab atas serangan ke KPU.

Kelompok militan itu telah bersumpah untuk mengganggu jalannya pemungutan suara yang dijadwalkan pada tanggal 5 April 2014. Menyerukan anggota mereka untuk menyerang staf pemilu, pemilih, dan pasukan keamanan sampai hari pemungutan suara.

Pemilu dilakukan untuk memilih pengganti Presiden Hamid Karzai -- yang dilarang konstitusi untuk maju ketiga kalinya. Ini sekaligus serah terima kekuasaan yang dilakukan secara demokratis, untuk kali pertamanya di Afghanistan. (Rizki Gunawan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.