Sukses

Agum Gumelar: Dipinang Parpol, Moeldoko Layak Cawapres

Agum menilai Moeldoko mempunyai kemampuan intelektual yang tinggi dan memiliki jiwa kepemimpinan baik

Liputan6.com, Jakarta Ketua Persatuan Purnawirawan dan Wakawuri TNI dan Polri (Pepabri), Agum Gumelar mengatakan secara pribadi mendukung Panglima TNI Jenderal Moeldoko untuk menjadi cawapres. Apabila ada partai politik yang mau meminangnya, jelang Pilpres 2014 ini.

"Pendapat pribadi saya, bila ada pihak tertentu (parpol) yang meminang Moeldoko jadi cawapres, maka itu keputusan yang tepat," kata Agum usai acara Konvensi Nasional Ikatan Alumni Lemhanas (IKAL) XI Tahun 2014, di Gedung Lemhanas, Jakarta, Rabu (26/3/2014).

Mantan Menteri Perhubungan Kabinet Gotong Royong Periode 2001-2004 itu, menilai Moeldoko mempunyai kemampuan intelektual yang tinggi dan memiliki jiwa kepemimpinan baik. Apalagi kata Agum, Moeldoko yang merupakan juniornya di TNI itu memilik gelar doktor dari Universitas Indonesia.

"Moeldoko adalah jenderal lapangan karena meniti karirnya di lapangan, mulai jabatan Danton hingga saat ini menjadi Panglima TNI. Harapan saya, menjadi jenderal yang merakyat," kata mantan Gubernur Lemhanas itu.

Ketua Umum Ikatan Alumni Lemhanas (IKAL) itu melihat, komposisi sipil-militer atau militer-sipil menjadi aspirasi masyarakat Indonesia saat ini, bahkan menjadi mayoritas pilihan masyarakat Indonesia.

Suami dari Menteri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Linda Gumelar itu menampik, bahwa konvensi nasional IKAL ke IX melakukan kampanye untuk memilih salah seorang pemimpin. Ia menegaskan tujuan IKAL ini untuk membuka mata rakyat bahwa pemimpin harus memiliki karakter.

"IKAL telah merumuskan lima tolok ukur guna meneropong kualitas para calon presiden, yaitu 'acceptable', track record (pribadi, keluarga dan performance kepemimpinan), tidak ambivalent antara ucapan dan tindakan, berani tidak populis dan pemimpin sesuai era," ujar dia.

Dalam situasi politik saat ini, mantan Menkopolhukam itu mengaku prihatin atas tampilan dan perilaku elite politik dalam mengelola partai politik. Karena itu IKAL berupaya membuka mata hati rakyat, mendewasakan rakyat dalam berpikir dan memilih pemimpin nasional mendatang.

"Rakyat jangan salah memilih pemimpin, sehingga rakyat harus memilih pemimpin yang benar, karena tantangan ke depan tidak ringan dan beresiko tinggi," tegas mantan Menteri Perhubungan itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini