Sukses

Black Box Tak Bisa Ungkap Misteri `Rute Sesat` MH370?

Bagaimana bisa pesawat yang terbang dari rute Kuala Lumpur, Malaysia menuju Beijing, China berada jauh di Samudera Hindia bagian selatan?

Liputan6.com, Kuala Lumpur- Perjalanan pesawat maskapai Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 dinyatakan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak berakhir di Samudera Hindia selatan

Meski demikian, bukti puing atau bangkai pesawat sejauh ini belum ditunjukkan atau setidaknya didapat oleh tim pencari gabungan dari berbagai negara. Penyisiran kawasan terpencil Samudera Hindia terus dilakukan.

Selain itu, ada misteri yang belum terungkap. Yakni bagaimana bisa pesawat yang terbang dari rute Kuala Lumpur, Malaysia menuju Beijing, China, berada jauh di Samudera Hindia bagian selatan? Pemerintah Malaysia mengonfirmasi pesawat memang balik arah atau berbelok ke barat lalu ke selatan.

Tapi apa maksud dari 'rute sesat' itu? [Baca: `Rute Sesat` Malaysia Airlines MH370] Sejumlah dugaan pun bergulir, seperti pesawat dibajak, disabotase, atau terjadi masalah pada bagian pesawat saat terbang, atau menjadi 'pesawat zombie' di mana semua penumpang tewas karena hilangnya tekanan udara, ledakan, asap atau uap dan pesawat terus terbang autopilot hingga bahan bakar habis.

Semua investigator, tim pencari, dan ahli keselamatan penerbangan berharap pada sebuah kunci yang bisa mengungkap penyebab 'rute sesat' tersebut. Yakni pada black box atau kotak hitam.

Black box berisi Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR). FDR berisi data-data penerbangan pesawat, seperti cuaca, suhu, dan kecepatan pesawat saat kecelakaan. Sedangkan CVR yang berisi rekaman percakapan di dalam kokpit.

Namun perusahaan konsultan penerbangan di Amerika Serikat (AS) Leeham Co menilai FDR dan CVR tidak akan menyibak misteri tersebut. Jawaban mengapa pesawat balik arah hingga jauh ke Samudera Hindia tak akan pernah ditemukan.

Dijelaskan bahwa rekaman data memang memberikan informasi mekanisme ketika pesawat mengudara. Namun rekaman suara di kokpit oleh pilot tak cukup untuk mengungkap misteri 'rute sesat' pesawat karena hanya berisi 2 jam sebelum pesawat dinyatakan putus kontak dan hilang.

"Ini sudah jelas bahwa rekaman data black box tersebut tak akan mengungkap apapun yang terjadi di Teluk Thailand (titik terakhir yang diduga MH370 hilang kontak). Ini berarti situasi dalam pesawat saat berbelok arah di antara Vietnam dan Malaysia bakal hilang," demikian pernyataan pihak Leeham Co, seperti Liputan6.com kutip dari The Star, Rabu (26/3/2014).

"Tak diketahui apakah rekaman dalam kokpit bisa merekam kondisi pesawat dalam 2 jam terakhir, yang ketika itu pesawat diduga kehabisan bahan bakar atau bahkan bahan bakar itu sengaja dibuang," imbuh Leeham Co.

Tapi misteri itu bisa saja terungkap seperti yang terjadi pada kasus raibnya maskapai penerbangan Prancis Air France AF447 di Samudera Atlantik pada tanggal 1 Juni 2009, saat mengudara dari Rio de Janeiro di Brasil ke Paris, Prancis.

Pencarian AF447 memakan proses panjang. Butuh 2 tahun untuk menemukan dan mengangkat bagian terbesar pesawat dan 104 jasad di dalamnya pada Mei 2011, termasuk black box. Hasil analisa kotak hitam menunjukkan 2 kopilot kesulitan mengendalikan pesawat dalam kondisi badai, ketika sang pilot meninggalkan kursinya.

Kembali ke MH370, pencarian black box maupun bangkai pesawat Malaysia Airlines pun diprediksi bakal sangat sulit. Sebab bangkai pesawat MH370 itu bisa saja berada di antara rangkaian gunung api bawah laut. Terlebih medan di bawah Samudera Hindia itu hampir tidak pernah dipetakan.

Menurut geolog Universitas James Cook, Robin Beaman, sangat sedikit bagian dasar laut Samudera Hindia bagian selatan yang telah dipetakan secara rinci, termasuk lokasi (titik 2.500 km barat daya Perth) yang saat ini menjadi pencarian.

Padahal untuk mengambil puing pesawat di dasar laut kemungkinan besar membutuhkan pemetaan 3 dimensi, kemungkinan dengan kapal yang dilengkapi multibeam echo sounders (alat untuk mengukur kedalaman laut).

Parahnya lagi, Australia saat ini tidak lagi memiliki kemampuan untuk memetakan dasar laut yang berkedalaman 3.000 meter--yang menjadi rata-rata kedalaman Samudera Hindia.

Sebab, satu-satunya kapal Australia yang berfungsi untuk memetakan dasar laut, the RV Southern Surveyor, telah `dipensiunkan` pada Desember 2013. Kapal penggantinya tengah dibangun di Singapura.

"Ini merupakan waku yang benar-benar buruk. Australia tidak punya kemampuan memetakan kedalaman," kata Beaman seperti dimuat The Sydney Morning Herald. (Yus Ariyanto)

Baca juga:

Objek-objek Petunjuk Keberadaan MH370 di Samudera Hindia

Fenomenal! Rumus Fisika Ini Kuak Misteri Malaysia Airlines MH370

 Mencari Puing MH370 di Lautan `Ganas` Hindia

Metode Matematika Pengungkap Lokasi Pesawat Air France AF447

Polisi Tolak Rilis Temuan MH370 Sebelum Penyelidikan Tuntas

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini