Sukses

DP Harrier Anas dari SBY? Marzuki: Kalau Ada, Saya Cemburu

Marzuki Alie mengaku tidak yakin uang muka mobil Toyota Harrier Anas Urbaningrum berasal dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Majelis Tinggi Demokrat Marzuki Alie mengaku tidak yakin uang muka mobil Toyota Harrier Anas Urbaningrum, yang diduga sebagai gratifikasi atau hadiah terkait proyek pusat olahraga Hamblang, berasal dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sebab, selama ini SBY tak pernah memberikan uang kepada orang lain.

"Saya nggak yakin, karena Pak SBY nggak pernah memberikan uang pribadi ke orang-orang. Kalau kepentingan partai dulu ada, tapi dalam perjalanan itu nggak pernah lagi," kata Marzuki di Jakarta, Rabu (26/3/2014).

Marzuki yang juga menjabat sebagai Ketua DPR itu juga mengaku tidak pernah menerima uang dari SBY. Termasuk saat dia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat dan SBY menjadi Ketua Umum.

"Saya Sekjen partai, waktu saya lebih banyak, saya nggak ada terima uang. Kalau ada yang dikasih uang, saya cemburu juga," tutur dia.

Apalagi, tambah Marzuki, Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi menyebut aliran dana ke Anas itu bukan dari SBY. "Saya yakin itu nggak betul, karena saya tahu nggak pernah Pak SBY kasih uang ke orang-orang," dia kembali menegaskan.

"Saya pun ingin sebenarnya terima dana langsung dari Pak SBY, tapi itu nggak mungkin. Kalian wartawan Istana saja pernah nggak terima uang dari Pak SBY pribadi?" tambah Marzuki.

Sebelumnya, pengacara Anas Urbaningrum, Firman Wijaya mengatakan dana untuk uang muka mobil Toyota Harrier kliennya berasal dari SBY. Pemberian itu ditujukan sebagai ucapan terima kasih kepada Anas karena telah berjuang dalam pemenangan Partai Demokrat. (Shinta Sinaga)

Baca juga:

Uang Muka Mobil Harrier Anas dari SBY? Demokrat: Itu Tidak Benar!

Diperiksa KPK, Anas Sodorkan Data Dana Kampanye Pilpres 2009

Demokrat: Belum Ada Bukti Uang Muka Mobil Harrier Anas dari SBY

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.