Sukses

Pemilu di Mata Seorang Pedagang Gurali

Tampak sesosok pria renta berjalan tertatih dengan memikul dagangan gurali ( gula-gula) di pundaknya yang mulai membungkuk.

Citizen6, Jakarta Suhu pagi di Kabupaten Garut saat itu terasa masih sejuk dan segar. Tampak sesosok pria renta berjalan tertatih dengan memikul dagangan gurali ( gula-gula) di pundaknya yang mulai membungkuk.

Suasana pagi yang sejuk saat itu bagi Aki Olih tak ubahnya waktu tengah hari yang terik. Aki Olih namanya, ia mengaku sudah berusia 87 tahun. Saat diajak ngobrol, Aki Olih tampak menunjukan keramahannya, khas orang Sunda. "Aden, mau beli gurali ya untuk anaknya?" Tutur Aki Olih, seraya mengelap keringat yang membasahi dahinya.

Aki Olih boleh dibilang cermin lelaki tangguh. Dalam usianya yang mulai senja, ia tetap tangguh menghadapi hidupnya, baginya pantang untuk berharap akan belas kasihan orang lain. Dengan sisa-sisa tenaganya, setiap hari warga kampung Kudang sari, Desa Lebak Jaya, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat ini berkeliling dari sekolah ke sekolah untuk menjajakan gurali buatan sendiri.

"Alhamdulillah, walau Cuma dagang gurali. Rizki itu selalu ada. Bagi Aki yang penting halal. Dan ada buat bekal ibadah padaNYA" tegasnya.

Dalam sehari, Aki Olih yang kini hidup menyendiri hanya mengatongi penghasilan, Rp 30 ribu saja, itupun jika ia mampu berjualan hingga sore hari. "Alhamdulillah, jika mampu berjualan hingga sore hari bisa sampai dapat 30 ribu. Cukup buat makan tiga hari," ungkapnya, tulus.

Untuk menjajakan 'Gurali' hasil racikannya, Aki Olih yang pendengaranya mulai terganggu ini harus berjalan puluhan kilo meter dari rumahnya. Sejak pagi buta, kakek renta ini, sudah terjaga untuk membuat adonan 'gurali' nya, ketika matahari mulai menyinari bumi, barulah Aki Olih bersiap untuk menjajakan dagangannya dengan cara dipikul.

Saat ditanya masalah pemilu, Aki Olih tampak kaget. "Pemilu. Pan udah kemarin milih bupati. Ah aki mah udah gak mikirin pemilu. Sejak ada pemilu hingga kini, pemilu gak pernah mengubah kehidupan aki. Jika aki tak berdagang, ya aki gak makan" tuturnya, polos.

Penulis:

Abu Nasmah

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

Mulai Rabu 19 Maret 2014 sampai dengan 3 April 2014, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Apa Arti Pemilu Buatmu". Ada hadiah utama LinkSys Smart Wi-Fi Router untuk satu pemenang dan merchandise spesial untuk 5 tulisan terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini. 

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

Mulai Rabu 19 Maret 2014 sampai dengan 3 April 2014, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Apa Arti Pemilu Buatmu". Ada hadiah utama LinkSys Smart Wi-Fi Router untuk satu pemenang dan merchandise spesial untuk 5 tulisan terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini. - See more at: http://news.liputan6.com/read/2028089/hari-kebudayaan-indonesia-di-maroko-meriah#.dpuf

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.