Sukses

Terduga Teroris AI Terlibat Penembakan 2 Polisi Poso

Tersangka jaringan gembong teroris Santoso yang ditangkap Densus 88 berinisial AI diketahui terlibat kasus pembunuhan dua polisi Poso.

Liputan6.com, Jakarta- Seorang tersangka jaringan gembong teroris Santoso yang ditangkap Densus 88 berinisial AI diketahui terlibat kasus pembunuhan dua anggota polisi Poso yakni Bripka Andi Safa dan Brigadir Sudirman pada 8 Oktober 2012 silam.

"Tersangka juga terlibat pembunuhan dua anggota Intel Polres Poso, yaitu Bripka Andi Sapa dan Aipda Sudirman di Taman Jeka (tahun 2012)," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie di Jakarta, Jumat (21/3/2014).

Tersangka AI merupakan orang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) atas kasus teror yang terjadi di Poso. AI ditangkap di SPBU KM 6,5 Jalan P Natadirja Kecamatan Gading Cempaka, Kotamadya Bengkulu, Provinsi Bengkulu pada Rabu 19 Maret 2014, sekitar pukul 09.45 WIB.

"Yang bersangkutan (AI) adalah anggota Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso dan Sabar Subagyo," beber Ronny. Selain itu, AI juga pernah ikut pelatihan militer di Taman Jeka, Poso, Sulawesi Tengah.

Selain AI, 2 pelaku lainnya berinisial BA alias HR alias G alias GL alias AN alias MM dan seorang pelaku yang belum diketahui inisialnya itu berencana menyelundupkan bom dari Surabaya ke Makassar, Sulawesi Selatan.

Bom itu rencananya akan digunakan untuk meledakkan warung remang-remang di Barabba Belopa, Kabupaten Luwu, Sulteng. Namun belum berhasil dilakukan, ketiganya diringkus di 3 daerah berbeda yakni Jakarta, Lampung, dan Bengkulu.

Bripka Andi Safa dan Brigadir Sudirman sebelumnya tewas setelah hilang selama 6 hari sejak Senin 8 Oktober 2012 dan pada Selasa 16 Oktober 2012. Mereka ditemukan tewas terkubur dalam satu lubang di Dusun Taman Jeka, Desa Masani, Poso, Sulawesi Tengah. (Muhammad Ali)

Baca juga:

Kapolri: Makassar Target Teror Bom Teroris Santoso

Kapolri: Densus 88 Gagalkan Penyelundupan Bom ke Makassar

RI Tutupi Radar MH370? Menlu Marty: Itu Bukan Tudingan Malaysia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini