Sukses

9 Maskapai Batalkan Penerbangan di Bandara Riau Hingga 15 Maret

Peniadaan disebabkan kabut asap yang tak kunjung hilang di lintasan Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Riau.

Liputan6.com, Pekanbaru - Kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan di Riau akhirnya membuat 9 maspakai penerbangan frustasi. Akibatnya, semua penerbangan dengan berbagai tujuan kota ditiadakan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Riau.

"Peniadaan dan pembatalan penerbangan sudah diberitahukan maskapai ke pihak bandara. Hal ini untuk menghindari penumpukan penumpang di SSK II," kata Airport Duty Manager SSK II Ibnu Hasan di Pekanbaru, Riau Rabu malam (12/3/2014).

Menurut Hasan, peniadaan disebabkan kabut asap yang tak kunjung hilang di lintasan bandara. "Jarak pandang hanya 200 meter. Ini tidak bisa melakukan penerbangan dan pendaratan," tutur Hasan.

Adapun 9 maskapai yang meniadakan penerbangannya sampai tanggal 15 Maret, di antaranya Lion Air, Batik Air, Firefly, Citilink, Sky Aviation, Garuda, Mandala Tiger Air, Air Asia, dan Susi Air.

"Sedangkan penerbangan hari ini (Rabu), hampir semua batal. Hanya beberapa pesawat yang nekat terbang. Penumpang sudah mengembalikan tiket ke counter masing-masing," pungkas Hasan.

Rugi

Sementara itu, Stasiun General Manager Garuda Indonesia wilayah Riau Irawan Suryadi mengaku, pihaknya sudah merugi puluhan miliaran rupiah akibat pembatalan dan peniadaan penerbangan ini.

"Kerugian secara keseluruhan belum dihitung. Jelas, banyak item kerugian yang dialami dan belum dihitung satu persatu. Nanti akan diakumulasikan. Satu penerbangan, kami merugi sekitar Rp125 juta," kata Irawan.

Menurutnya, ada beberapa solusi bagi calon penumpang Garuda yang sudah mengembalikan tiket. Di antaranya, mengembalikan tiker serta mengambil uangnya dan dialihkan ke rute lain.

"Bagi penumpang yang mau dialihkan, kami persilahkan. Nanti penerbangan dengan tujuan Jakarta bisa berangkat dari Padang, tanpa ada biaya tambahan. Kalau mau mengembalikan tiket, bisa juga," jelas Irawan.

Menurut Irawan, jarak pandang sangat terbatas. Penerbangan sangat berisiko tinggi. Jika dipaksakan akan menimbulkan bahaya. "Yang kami utamakan adalah safety atau keselamatan penumpang," jelasnya.

Kabut asap tahun ini, sebut Irawan, merupakan paling parah dari tahun sebelumnya. "Tahun lalu juga ada asap dan tahun ini paling parah," ujar Irawan.

Irawan sendiri sudah berkomunikasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Hasilnya, kabut asap belum bisa diprediksi sampai kapan.

"Untuk sementara, ditiadakan dulu penerbangan sampai tanggal 15 Maret 2014. Kalau keadaan belum juga pulih, peniadaan masih akan berlangsung," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini