Sukses

Teka Teki Kazem Ali, Pembeli Tiket `Penumpang Gelap` Pesawat MAS

Muncul laporan seorang pria Iran membeli 2 tiket yang digunakan penumpang Malaysia Airlines (MAS).

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Semua petunjuk yang diduga mengarah ke pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 yang raib terbukti salah. Empat hari berlalu tanpa kepastian, harapan keluarga korban berubah menjadi kemarahan dan emosi yang bercampur aduk. Frustasi memuncak.

Sementara itu, aparat terus memperluas pencarian pesawat milik maskapai negeri jiran. Termasuk, menyelidiki mengapa burung besi itu bisa tiba-tiba hilang dari radar dan raib tanpa jejak. Salah satunya terkait dugaan teror.

Beijing mengirimkan 2 delegasinya kemarin untuk menyelidiki soal pencurian paspor, menyusul laporan seorang pria Iran membeli 2 tiket yang digunakan penumpang 'gelap' Malaysia Airlines.

Diplomat China, Guo Shaochun tiba bersama 10 anggota kelompok kerja yang dibentuk Kementerian Luar Negeri, badan keamanan, lembaga transportasi, dan badan keamanan penerbangan sipil.

Dua paspor, milik warga Italia dan Austria, dicuri pada tahun 2012 dan 2013.  Financial Times mengutip sumber polisi Thailand, melaporkan bahwa pria Iran bernama Kazem Ali membeli tiket yang digunakan dengan paspor untuk 2 orang teman yang katanya ingin pulang ke Eropa. Semua dibayar tunai.

Guo berharap, timnya bisa membantu mempercepat investigasi dan meningkatkan koordinasi antara sejumlah negara yang terlibat dalam pencarian.

Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qin Gang mengatakan, "pemerintah China mendesak pihak Malaysia untuk meningkatkan upaya mereka untuk mempercepat penyelidikan dan memberikan informasi yang akurat kepada China secara tepat waktu," demikian dimuat situs 9News, Selasa (11/3/2014).

"Sisi Malaysia tidak bisa melepaskan tanggung jawabnya," tulis editorial media setempat yang menohok negeri jiran.

"Reaksi awal dari Malaysia tidak cukup cepat . Ada celah dalam tugas Malaysia Airlines dan aparat keamanan."

Tak Berwajah Asia

Meski dugaan teror mengemuka, pihak berwenang Malaysia mengatakan, tak ada bukti kuat yang mendukung hal tersebut sebagai penyebab hilangnya pesawat. Bisa saja, masalah teknis atau pilot yang menyebabkan kecelakaan.

Seorang pejabat polisi senior negeri jiran mengatakan kepada Reuters bahwa di masa lalu, orang-orang bersenjata, membawa bahan peledak, atau dokumen identitas palsu telah mencoba terbang dari Kuala Lumpur.

"Kami telah menghentikan pria dengan paspor palsu atau curian, membawa bahan peledak, yang telah mencoba untuk melewati keamanan Bandara KLIA.  Ada 2 atau 3 insiden, tapi aku tidak akan membocorkan secara detil."

Azharuddin Abdul Rahman, kepala Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia membantah kabar yang menyebut, 2 orang berwajah Asia menggunakan paspor Italia dan Austria untuk naik ke pesawat.

Ia  mengatakan 2 orang dengan paspor curian tidak terlihat seperti orang Asia, namun Azharuddin tidak memberi rincian. "Rekaman CCTV bandara menunjukkan,  mereka menyelesaikan semua prosedur keamanan," kata dia. "Kami melihat kemungkinan paspor dicuri sindikat." (Raden Trimutia Hatta)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini