Sukses

Tanda Tanya Besar Burung Besi Jiran

Banyak spekulasi muncul terkait hilangnya pesawat berpenumpang 239 orang termasuk awak itu.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - 48 Jam lebih pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 dinyatakan hilang dalam perjalanan ke Beijing, China, pada Sabtu 8 Maret 2014 sekitar pukul 00.41 waktu setempat. Jejak pesawat jenis Boeing 777-200 itu sempat terendus di teritori Vietnam.

Tumpahan minyak terdeteksi di wilayah Vietnam. Banyak spekulasi muncul terkait hilangnya pesawat berpenumpang 239 orang termasuk awak itu. Dari mulai kerusakan, human error sampai teror. Spekulasi terakhir yang belakangan terus disebut. Ini karena ada 2 penumpang yang menggunakan paspor palsu.

Ada 2 paspor mengatasnamakan Christian Kozel, warga negara Austria dan Luigi Maraldi, seorang warga negara Italia. Akan tetapi pihak berwenang dari 2 negara itu, Austria dan Italia menyatakan, pemilik paspor itu ada di negaranya dalam keadaan sehat. Paspor itu hilang atau dicuri orang lain. Bukan hanya 2 penumpang yang dicurigai. Pejabat resmi Malaysia bahkan menyebut ada 4 penumpang yang mendapat perhatian khusus alias dicurigai.

Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein sudah mengendus adanya 4 penumpang yang bermasalah. Pihak intelijen Malaysia saat ini tengah menyelidiki asal-muasal 4 penumpang tersebut, dengan bantuan Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI). "Intelijen kami, unit kontraterorisme telah kami tugaskan. Tapi yang kami fokuskan saat ini adalah mencari pesawat demi para keluarga," jelas Hussein, Minggu 9 Maret 2014. Siapa 2 penumpang lainnya yang dicurigai itu? Malaysia belum membeberkan.

Penumpang Malaysia Airlines itu terdiri 152 warga China, 38 warga Malaysia, 7 Indonesia, 5 India, 7 Australia, 3 Prancis, 3 Amerika Serikat, 2 Selandia Baru, 2 Ukraina, 2 Kanada, 1 Rusia, 1 Italia, 1 Taiwan, 1 Belanda dan 1 Austria. Kapten pilot B-777-200ER MH370 itu Kapten Zaharie Ahmad Shah merupakan seorang warga negara Malaysia berumur 53 tahun, yang sudah bekerja untuk Malaysia Airlines sejak 1981 dan memiliki 18,365 jam terbang. Artinya, kemungkinan human error sangat kecil. Begitu juga dengan kerusakan pada pesawat. Karena pesawat jenis merupakan berjenis modern di kelasnya.

Suara Misterius

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan, terlalu dini untuk menentukan adanya aksi teror atas adanya 2 penumpang gelap. Sebab belum ada indikasi dari hal tersebut. "Kami akan menyelidiki semua kemungkinan yang ada. Untuk saat ini, terlalu dini untuk menyimpulkan sesuatu yang belum ada kepastiannya," ujar Najib di Kuala Lumpur, Minggu 9 Maret 2014.

Seorang pilot Boeing 777 pilot yang mengendalikan pesawat menuju Narita, Jepang, mengaku sempat melakukan kontak terakhir dengan kapten pilot MH370, Zaharie Ahmad Shah. Pilot yang tak disebutkan namanya itu sempat melakukan kontak sekitar 30 menit setelah MH370 dinyatakan hilang. Pilot itu mengaku sempat mencoba mengkontak kapten Zaharie atas permintaan pemandu lalu lintas udara Vietnam. Kata dia, kontak sempat terjadi dengan kapten Zaharie.

"Kami mencoba mengkontak MH370 sekitar pukul 01.30 dini hari untuk memberitahu mereka masuk jaringan lalu lintas udara Vietnam," kata pilot itu, kepada New Sunday Times yang dimuat Malaysian Digest, Minggu 9 Maret 2014.

"Suara yang saya dengar mungkin dari Kapten Zaharie atau Fariq (kopilot). Tapi saya lebih yakin itu kopilot. Suaranya berisik, gemuruh. Ada suara seperti bergumam. Hanya itu yang kami dengar," imbuh dia. Pilot tersebut juga mengaku tak mendengar suara pertolongan atau darurat alias mayday dari pilot MH370.

"Saya pun yakin orang yang mendengar suara itu, tak akan mendengar ada panggilan darurat mayday," ungkapnya. "Setelah sempat terputus, otoritas Vietnam mencoba menghubungi lagi." Tapi ia tak menyebut apakah kontak selanjutnya berhasil atau tidak.

Putar Balik dan Hilang

Laporan terbaru menyebut radar berhasil menangkap pergerakan terakhir Malaysia Airlines sebelum hilang kontak. Pesawat diduga kuat berbalik arah sebelum menghilang. Pencarian diperluas.

"Apa yang telah kita lakukan sejauh ini, melihat radar. Dan dari radar itu, kita mendapatkan dugaan bahwa pesawat balik arah," kata Kepala Angkatan Udara Malaysia, Rodzali Daud, seperti dimuat Reuters, Minggu 9 Maret 2014.

Banyak dugaan titik-titik yang dimungkinkan menjadi lokasi jatuhnya burung besi itu. Laksamana Ngo Van Phat, Komandan Region 5 Angkatan Laut Vietnam mengatakan diduga pesawat jatuh ke laut, 153 mil di selatan Pulau Phu Quoc, Vietnam. "Saat ini tidak ada kapal Angkatan Laut Vietnam di daerah itu, sehingga kita harus mengirimkan perahu dari pulau Phu Quoc untuk upaya penyelamatan," kata Laksamana Ngo Van Phat kepada situs berita Tuoi Tre.

Namun, belum jelas bagaimana sang laksamana tahu di sanalah pesawat jatuh, atau apakah ada puing-puing yang terlihat. Sejauh ini belum diketahui nasib para penumpang. Kabar berembus bahwa pesawat jatuh di perairan antara Vietnam dan Malaysia. Sebab Angkatan Udara Vietnam menjumpai dua genangan minyak besar di perairan antara 2 negara tersebut. Satu genangan selebar 10 kilometer, lainnya lebih besar yakni 15 kilometer. Genangan minyak itu menjadi dasar pencarian, yang terus dilakukan di tengah gelap pada Sabtu malam hingga Minggu dini hari.

Kini keluarga-keluarga para penumpang sudah difasilitasi Malaysia Airlines ke Kuala Lumpur. Termasuk keluarga dari 7 penumpang warga negara Indonesia. Para keluarga di Indonesia juga sudah diambil data antemortem oleh tim Mabes Polri. Semoga ada kabar baik dari insiden ini.

Tim penyelamat menemukan puing di sekitar 100 km selatan-barat daya dari Pulau Tho Chu Vietnam. Lokasi yang bukan bagian dari pesawat Malaysia Airlines (MAS) dengan nomor penerbangan MH370 yang hilang sejak Sabtu 8 Maret dini hari.

"Ada genangan minyak ditemukan tapi kami sedang dalam proses verifikasi sekarang apakah genangan minyak berasal dari pesawat yang hilang. Namun, kami belum menerima laporan lagi," ujar Direktur Jenderal Departemen Penerbangan Sipil (DCA) Datuk Azharuddin Abdul Rahman saat konferensi pers, Minggu (9/3/2014) seperti dikutip dari Bernama. (Raden Trimutia Hatta)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini