Sukses

Uni Eropa Bekukan Aset Presiden Terguling Ukraina

Ketegangan politik di Ukraina belum mereda setelah Presiden Viktor Yanukovych digulingkan.

Liputan6.com, Kiev- Ketegangan politik di Ukraina belum mereda setelah Presiden Viktor Yanukovych digulingkan. Terlebih saat ini Rusia menyiagakan tentara di Crimea, Ukraina, yang dinilai mengintervensi dan melanggar kedaulatan negara tersebut.

Rusia menilai penggulingan Yanukovych inkonstitusional atau tidak sah. Sedangkan Presiden sementara Ukraina Oleksandr Turchynov menegaskan, pembentukan pemerintah saat ini sudah sesuai prosedur.

Uni Eropa baru-baru mengambil langkah terhadap Yanukovych dan para pembantunya. Uni Eropa membekukan aset Yanukovych dan 17 anggota kabinetnya, termasuk mantan Menteri Dalam Negeri, mantan Menteri Kehakiman, mantan Jaksa Agung, mantan Kepala Angkatan Bersenjata.

Seperti dimuat Guardian, Kamis (6/3/2014), pembekuan aset tersebut dilakukan karena adanya dugaan korupsi yang dilakukan Yanukovych dan para pejabat pembantunya.

"Kami telah mengumpulkan nama-nama yang akan diberikan sanksi, termasuk Yanukovych dan pembantunya," demikian pernyataan Uni Eropa.

Pembekuan aset dan sanksi juga dilayangkan terhadap mantan Perdana Menteri Ukraina Mykola Azarov dan seorang putranya. Uni Eropa juga membekukan sejumlah pejabat Ukraina lain yang dibekuk Uni Eropa.

Semasa pemerintahan, Yanukovych memilih untuk tidak menjalin kerja sama dengan Uni Eropa. Kebijakan itu ditengarai karena adanya pengaruh Rusia. Hal itulah yang menjadi salah satu pemicu kerusuhan politik di Ukraina terjadi sejak November 2013.

Hingga kini, tentara Rusia masih bercokol di Crimea, Ukraina. Sementara pihak internasional terus menggelar pertemuan untuk membicarakan nasib Ukraina dan adanya intervensi Rusia. (Yus Ariyanto)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini