Sukses

AS: Alasan Putin Turunkan Tentara ke Ukraina Dongeng Belaka

Presiden Rusia Vladimir Putin menurunkan tentaranya ke Crimea, Ukraina dengan alasan demi menjaga warga negaranya di sana.

Liputan6.com, Washington DC- Presiden Rusia Vladimir Putin menurunkan tentaranya ke Crimea, Ukraina dengan alasan demi menjaga warga negaranya di sana. Namun alasan itu dinilai sebagai dongeng belaka oleh Amerika Serikat.

Dalam situs resmi pemerintah, State.gov, Kamis (6/3/2014), AS menyebut sejumlah klaim palsu yang dinyatakan Presiden Putin terhadap Ukraina. Salah satunya soal pernyataan Putin yang menurunkan tentara demi menjaga warga negara Rusia di Crimea. Militer Rusia di Crimea hanya pasukan biasa yang berjaga-jaga dan tak sama sekali menyita infrastruktur dan fasilitas militer di Crimea.

Sementara, menurut AS, tentara Rusia mengorganisir pergerakan pasukan anti-Ukraina dan dilengkapi persenjataan canggih. Tentara Rusia dengan bebas berkeliaran di Crimea, melintasi sejumlah wilayah milik Ukraina.

"Fakta yang kuat menunjukkan pasukan Rusia mengatur pasukan anti-Ukraina di Crimea," demikian pernyataan Pemerintah AS. Penjelasan pemerintah AS selengkapnya bisa dilihat di sini.

Diturunkannya tentara Rusia ke Crimea menjadi perhatian serius dunia internasional. Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengajak Rusia berdialog di Brussels, Belgia, Rabu 5 Maret kemarin.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) John Kerrry dan Menlu Rusia Sergei Lavrov juga berencana menggelar pertemuan di Paris. Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton akan terbang ke Kiev untuk membicarakan pemerintahan baru Ukraina.

Rusia baru-baru ini menguji coba rudal balistik antar-benua ketika Menlu AS John Kerry sedang berada di Ukraina. Rudal Topol RS-12M sukses diluncurkan dari Kapustin Yar, wilayah di dekat Laut Kaspia, hingga ke Khagan di Kazakhstan.

Polisi Dianiaya Demonstran

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Y Galuzin mengaku sangat menyesalkan sejumlah pemberitaan oleh media Barat tentang kerusuhan politik di Ukraina. Menurut dia, banyak kabar yang terdistorsi yang dilakukan pihak media resmi Barat.

"Situasi perkembangan di Ukraina sangat disesalkan. Media Barat memberitakan kabar distorsi. Hal itu justru dari kalangan resmi," ujar Mikhail dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu 5 Maret 2014.

Menurut dia, pihak Barat tidak mendukung perkembangan konstitusional di Ukraina. Namun malah mendukung pihak yang tak sah untuk memerintah Ukraina. "Di Ukraina terjadi kudeta yang dilakukan oleh para ekstremis.

Dia mengatakan, ada sejumlah kabar yang tidak sesuai dengan sebenarnya. Misalnya polisi Ukraina yang menganiaya demonstran. Padahal, menurut dia, yang terjadi justru sebaliknya.

"Persepsi media Barat keliru. Saat menghadapi demonstran, polisi Ukraina tidak menggunakan senjata apa pun untuk mempertahankan diri. Sementara para demonstran menggunakan senjata api, bom molotov,"

"Demonstran yang disebut melakukan aksi damai, justru malah menganiaya polisi. Mata salah seorang polisi ditusuk, hingga tidak bisa bergerak. Ada para polisi dipaksa berlutut meminta maaf di panggung di alun-alun Maidan." (Yus Ariyanto)

Baca juga:

Samakan Putin dengan Hitler, Profesor Rusia Dipecat

Kritik Putin, Presenter Cantik Rusia Dikirim ke ` Medan Perang`

5 Mimpi Buruk Ekonomi Dunia Andai Pecah Perang di Ukraina

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini