Sukses

Korea Utara Tembakkan 2 Rudal Scud

Senjata yang diluncurkan Korut adalah rudal Scud yang punya kemampuan jelajah 500 kilometer. Ini aksi kedua Pyongyang.

Liputan6.com, Seoul Di tengah latihan militer gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat yang berlangsung hingga 18 April 2014 mendatang, Korea Utara kembali melancarkan aksi.

Korut menembakkan 2 rudal jarak pendek di lepas pantai timurnya hari ini. Itu adalah peluncuran kedua dalam waktu kurang dari sepekan. Kementerian Pertahanan Korsel memberlakukan kesiapsiagaan tinggi dan terus memonitor situasi. Pihak utara juga diminta menghentikan peluncuran rudalnya.

Seperti dimuat CNN, Senin (3/3/2014), senjata yang diluncurkan Korut adalah rudal Scud yang punya kemampuan jelajah 500 kilometer.

Kamis lalu, 4 rudal Scud ditembakkan ke perairan timur Korut, hanya sehari setelah latihan militer rutin tahunan Korsel-AS dimulai.  Pihak utara mengecam latihan tersebut, yang secara rutin memicu ketegangan di antara ketiga negara.

Tahun lalu latihan gabungan memicu ketegangan tinggi antara dua Korea. Korut bahkan mengancam akan mengobarkan perang nuklir.

Peluncuran Kamis lalu adalah kali pertamanya Korut menembakkan rudal Scud -- yang jangkauan yang meliputi seluruh Semenanjung Korea -- sejak 2009.

Ahli kebijakan luar negeri mengatakan, penembakan rudal Korut mungkin tak akan mengulang ketegangan tahun lalu. Di mana Pyongyang mengancam akan melakukan serangan nuklir preemptive terhadap Amerika Serikat dan Korea Selatan -- termasuk menyatakan bahwa gencatan senjata yang menghentikan Perang Korea pada 1953 batal.

Bebaskan Misionaris Australia

Sementara itu, Korut membebaskan John Short, misionaris berusia 75 tahun dari Australia. "Badan yang relevan memutuskan untuk mengusir dia dari wilayah DPRK , berkat toleransi hukum DPRK dan mempertimbangkan usianya," demikian diumumkan media Korut, Korean Central News Agency (KCNA).

KCNA menambahkan, Short melakukan tindakan kriminal dengan diam-diam mengabarkan Injil di sekitar kuil Buddha di Pyongyang -- setelah masuk ke Korut sebagai turis.

KCNA juga menerbitkan permintaan maaf tertulis itu dikaitkan dengan Short. "Sekarang saya menyadari betapa seriusnya penghinaan saya kepada orang-orang Korea pada 16 Februari karena saya membuat orang-orang Korea marah. Untuk itu saya benar-benar minta maaf," tulis Short.

Namun, banyak pihak meragukan permintaan maaf itu. Istrinya, Karen mengaku mendapat kabar dari Kedubes Australia bahwa suaminya sudah tiba di Beijing. (Ismoko Widjaya)

Baca juga:

Korea Utara Luncurkan 4 Rudal ke Laut Jepang

AS-Korsel Tetap Lanjut Latihan Perang, Korut Tebar Ancaman

Sejumlah Figur Penting yang Jejaknya `Dihapus` dari Sejarah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini