Sukses

Indonesia Kembangkan Roket R-Han Berdaya Jelajah 100 Km

Tak hanya Amerika Serikat dan Eropa, industri pertahanan Indonesia terus berusaha bangkit. Untuk menjadi digdaya di atas kaki sendiri.

Liputan6.com, Jakarta Tak hanya Amerika Serikat dan Eropa, industri pertahanan Indonesia terus berusaha bangkit untuk mengurangi ketergantungan pada negara lain. Untuk menjadi digdaya di atas kaki sendiri.

Salah satu yang dikembangkan adalah roket. Di penghujung Maret 2012 lalu, Kementerian Pertahanan melakukan uji coba penembakan Roket Pertahanan (R-Han) 122 di Pusat Latihan Tempur TNI AD, Baturaja, Sumatera Selatan.

R-Han 122 berfungsi sebagai senjata berdaya ledak optimal dengan sasaran darat dan jarak tembak sampai 15 kilometer.

Tak sampai di situ. Setelah keberhasilan R-Han 122 mengisi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI, kini Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) kembali mengembangkan roket R-Han. Kali ini dengan target daya jelajah 100 km.

Untuk roket pertahanan ini, pengembangannya diambil dari roket RX-320 dan RX-450. "R-Han tersebut akan dipenuhi oleh RX-320 untuk jangkauan 70 km dan RX-450 untuk jangkauan 100 km," kata Kapusroket Lapan, Dr Rika Andiarti  kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis 27 Februari 2014.

Senjata jenis baru itu dikembangkan oleh konsorsium roket yang terdiri dari Kemenristek, Kemenhan, PT Dirgantara Indonesia, PT Dahana, dan PT Pindad.

Rika menambahkan, RX-320 sudah bisa dikembangkan menjadi roket pertahanan namun RX-450 perlu uji statis kembali.

"Sedangkan untuk RX-450 akan dilakukan uji statis ulang. Karena di uji statik pertama hasilnya belum bagus," imbuh wanita berjilbab ini.

Untuk pengembangan roket-roket tanah air diperlukan banyak bahan pendorong atau propelan. Saat ini untuk bahan baku propelan masih bergantung pada impor negara lain. Pemerintah pun merencanakan membangun pabrik propelan di areal PT Dahana.

Dihubungi secara terpisah, Koordinator Proyek Khusus PT Dahana, Yusep Nugraha mengatakan, pihaknya siap menampung pembangunan pabrik bahan berenergi tinggi  di areal PT Dahana di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Namun, pembangunan ini terkendala perencanaan anggaran.

"Proyeknya saja masih dalam perencanaan anggaran. Kalau merujuk kemandirian dan kebutuhan pertahanan, kita ingin pabrik propelan dibangun mulai tahun 2014, tapi pada akhirnya pemerintah yang akan menentukan kapan anggaran untuk propelan bisa dialokasikan," tutur Yusep. (Raden Trimutia Hatta)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini