Sukses

Diduga Dianiaya Penjaga Pasar, PKL di Lombok Koma

Wanita 30 tahun yang berprofesi sebagai Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasar Bertais, Cakranegara itu ditemukan tergeletak

Liputan6.com, Lombok - Ramlah, warga Desa Bengekel, Kecamatan Bengkel, Kabupaten Lombok Barat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Ruslan, Mataram. Nusa Tenggara Barat.

Wanita 30 tahun yang berprofesi sebagai Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasar Bertais, Cakranegara itu ditemukan tergeletak pagi tadi oleh anaknya di atas meja dagangan dalam kondisi tak sadarkan diri.

Melihat keadaan yang menimpa ibunya tersebut, Hairani langsung membawanya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Mataram, sebelum dipindahkan ke ruang perawatan.

"Saya kaget lihat ibu pingsan di atas meja jualan orang, dengan muka memar," tutur Hairani, anak Korban kepada Liputan6.com di Lombok, NTB, Rabu (26/2/2014).

Dugaan sementara , Ramlah dianiaya oleh salah seorang penjaga pasar. Sebab menurut keterangan keluarganya, penjaga pasar itu memiliki dendam pribadi sejak beberapa tahun lalu.

"Dulu ada masalah dengan ibu saya (Ramlah) gara gara perebutan tempat jualan, makanya saya yakin dia yang mukul ibu saya," lanjut Hairani.

Kini Ramlah dirawat intensif di RSUD Dr Ruslan. Dia ditemani anak-anaknya. Dalam kondisi koma, dia mengalami lebam dan luka pada bagian kepala dan muka. "Kami menemukan ada luka dan memar pada bagian wajah dan kepalanya," kata Dokter Neisya

Sementara Kepala Kepolisian Sektor Cakranegara Komisaris Polisi (Kompol) Gede Sukma membenarkan kasus penganiayaan ini. Namun pihaknya belum menerima laporan tersebut dari pihak keluarga korban.

"Sampai sekarang dari pihak keluarga kami minta untuk buat laporan, tapi belum ada yang datang. Jadi belum ada yang diperiksa" ujar Sukma.

Namun hingga polisi masih menunggu laporan keluarga korban untuk melakukan pemeriksaan. Polisi juga mendapat informasi, Ramlah sempat melempar satpam dengan pisau terlebih dahulu. Diduga, peristiwa itu yang membuat penjaga pasar spontan bertindak. "Untuk itu kami minta keluarga ramlah memberikan laporan," ujar Sukma. (Ismoko Widjaya)

 

Baca juga: 

PNS Jakarta Utara Aniaya Keponakan di Bekasi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini