Sukses

Anjing Laut Air Tawar Terancam Punah

Danau Baikal, danau terbesar di dunia yang terletak di Siberia, Rusia, menjadi panas jauh lebih cepat ketimbang temperatur udara dunia selama 60 tahun terakhir sehingga sejumlah satwa langka terancam punah.

Liputan6.com, New York: Danau Baikal, danau terbesar di dunia yang terletak di Siberia, Rusia, menjadi panas jauh lebih cepat ketimbang temperatur udara dunia selama 60 tahun terakhir. Keadaan ini dapat mengakibatkan nasib sejumlah satwa langka yang ada di sana terancam punah. Ini terungkap dari hasil penelitian sejumlah ilmuwan Rusia dan Amerika Serikat, belum lama berselang. Para ilmuwan itu akan mempublikasikan penelitiannya dalam jurnal Global Change Biology untuk edisi bulan depan.

Marianne More, seorang profesor di Wellesley College di Massachusetts yang termasuk salah satu penulis dari karya tulis ilmiah tersebut. Dalam sebuah wawancara, More menjelaskan, danau itu temperaturnya menjadi lebih panas 1,21 derajat Celsius (2,18 derajat Fahrenheit) sejak 1946 akibat perubahan iklim. Ini berarti hampir tiga kali lebih cepat dari temperatur udara global.

Menurut More, danau yang mengalami perubahan temperatur secara cepat itu memiliki 20 persen ikan air tawar yang ada di dunia. Yaitu, sekitar 2.500 spesies yang tak dapat ditemukan di tempat lain di dunia di antaranya adalah satu-satunya anjing laut air tawar. Bila sampai terjadi kondisi terburuk, seluruh hewan di danau tersebut akan menemui kehidupan yang semakin sulit dengan naiknya temperatur. Bahkan, mencairnya es yang menutupi permukaan danau telah terjadi dalam setiap 18 hari selama 100 tahun terakhir. Lebih buruk lagi, temperatur danau itu dapat menurun dalam setiap 14 hari menjelang akhir abad ini.

Dijelaskan pula, penemuan tersebut dapat memberikan pengertian hal yang lebih buruk terjadi di danau yang lebih kecil. Terutama danau yang juga mengalami dampak dari pemanasan global. Selama ini para ilmuwan beranggapan volume danau yang banyak dapat melindungi diri dari pemanasan global.

Lebih jauh Moore mengatakan, anjing laut air tawar yang membesarkan anak-anak mereka di atas lapisan es dapat sangat menderita. Sebab, hewan tersebut mempunyai pemangsa yang banyak di tepi danau. Hewan pemangsa dapat dengan mudah menyantap anak anjing laut air tawar yang tak punya lagi tempat berlindung.(ANS/ANTARA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.