Sukses

Jenazah Korban Fokker Dilepas Secara Militer

Sebanyak 18 jenazah anggota paskhas TNI AU korban kecelakaan pesawat pagi tadi dilepas dengan upacara militer di Lanud Husein Sastranegara, Bandung.

Liputan6.com, Bandung: Jenazah 18 anggota Pasukan Khas TNI Angkatan Udara korban kecelakaan pesawat Fokker 27 dilepas dengan upacara penghormatan militer di Pangkalan TNI AU Landasan Udara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Selasa (7/3). Upacara dipimpin Komandan Korps Pasukan Khas TNI AU Marsekal Hari Budiono.

Usai upacara, ke-18 jenazah dibawa dengan dua pesawat Hercules untuk diterbangkan ke tempat asal korban. Tujuh jenazah di antaranya ke Yogyakarta, empat jenazah ke Surabaya, tiga jenazah ke Madiun, tiga lainnya ke Makassar, dan satu jenazah ke Kota Padang.

Tangis dan duka mewarnai pelepasan enam jenazah prajurit TNI AU di Hanggar Skuadron 17 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Jenazah Kapten Penerbang I Gede Tirta Sentosa diterbangkan ke tanah kelahirannya, Pulau Bali. Sedangkan jasad Letnan Satu Yudo Pramono, Letnan Dua Dadang Setiono, Letda Rahmat Suryono, Sersan Dua Mas Karebet, dan Sersan Satu Bahtiar dilepas Kepala Staf AU Marsekal TNI Subandrio sebelum dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Pemakaman secara militer dipimpin Panglima Komando Operasi AU Marsekal Muda Imam Sufaat. Ayah almarhum Lettu Yudo Pramono, Mayor Jenderal TNI Soenarko juga ikut melepas para korban. Tembakan salvo dan air mata turut mengantar kelima jenazah ke liang lahat [baca: Enam Jenazah Korban Fokker Tiba di Halim].

Tujuh jenazah juga tiba di pangkalan lapangan udara Adisutjipto, Yogyakarta, pukul 09.00 WIB. Mereka disambut upacara militer yang juga dihadiri anggota keluarga. Liang lahat di TMP Kusumanegara Yogyakarta disiapkan bagi mereka. Namun pihak keluarga memilih pemakaman umum meski tetap dengan penghormatan militer.

Di Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur, suasana haru meliputi mereka yang menyambut tiga jenazah korban. Keluarga langsung membawa pulang jenazah ke rumah masing-masing. Lepas dari Madiun, rombongan menurunkan empat jenazah di Bandara Juanda, Surabaya.

Kedatangan rombongan pembawa jenazah dari Bandung juga ditunggu keluarga satu-satunya korban asal Padang, Sumatra Barat, Lettu Dhani Ariadi. Bukan hanya kebanggaan keluarga, Almarhum merupakan kebanggaan desanya, Desa Batu Gadang. Di desa ini mayoritas warga merupakan buruh kasar di Pabrik Semen Padang. Almarhum satu-satunya putra desa yang lulus Akademi ABRI dan jadi perwira.

Sejauh ini, TNI AU masih menyelidiki penyebab jatuhnya Fokker 27 di hanggar aircraft service PT Dirgantara Indonesia. Dugaan sementara, jatuhnya Fokker yang menewaskan 24 prajurit TNI ini akibat cuaca buruk. Meski demikian, pihak TNI AU menegaskan, kecelakaan ini tidak akan menghentikan kegiatan latihan para perwira Paskhas [baca: KSAU: Diduga Foker Jatuh Akibat Cuaca Buruk].

Kejadian nahas bermula saat Fokker 27 kembali mengudara setelah melakukan penerjunan. Pada penerbangan kedua pesawat kembali ke Bandara Husein Sastranegara karena dihadang cuaca buruk. Saat proses pendaratan itulah pesawat kehilangan kendali dan jatuh menimpa hanggar milik PT DI.

KSAU Marsekal TNI AU Subandrio mengatakan dugaan sementara penyebab jatuhnya pesawat diakibatkan cuaca buruk. Saat musibah terjadi, hujan cukup lebat di sekitar bandara yang disertai tiupan angin kencang. Begitu pula dengan jarak pandang pilot yang hanya mencapai dua kilometer.

Musibah tidak bisa dielakkan. Meski begitu, kecelakaan yang menimpa pesawat buatan Belanda tahun 1975 itu juga tidak akan menghentikan kegiatan latihan perwira Paskhas TNI AU. "Latihan ini tetap akan berjalan. Soal penyebab masih berpegangan pada pernyataan KSAU akibat cuaca buruk," tutur Komandan Korps Paskhas TNI AU Marsekal Hari Budiono.(YNI/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini