Sukses

Dino: AS Janjikan Prioritas Penyelesaian Palestina

Terkait penyelesaian konflik Israel-Palestina, Presiden Yudhoyono menginginkan AS menjadi bagian dari solusi. Menanggapi permintaan itu, Menlu Hillary menjanjikan negaranya memberikan perhatian penuh dan prioritas terhadap masalah Palestina.

Liputan6.com, Jakarta: Sejak awal kunjungannya, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Rodham Clinton memang tidak membawa agenda khusus. Artinya, lebih banyak ingin mendengarkan suara dari Indonesia. Kamis (19/2) siang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengadakan pembicaraan dengan Hillary Clinton. Salah satu pokok bahasan adalah pentingnya Indonesia bagi AS. "Karena isu-isu global yang kita (Indonesia) ingin dan selesaikan dengan baik perlu kerja sama dengan Amerika," ujar Juru Bicara Kepresidenan RI Dino Patti Djalal saat berbincang dengan Aryo Ardi di Studio Liputan 6 SCTV, Kamis (19/2) petang.

Dalam konsep kemitraan strategis Indonesia, menurut Dino, Presiden Yudhoyono menekankan aspek utamanya adalah kesetaraan hubungan kedua negara. Terkait penyelesaian konflik Israel-Palestina, Dino mengungkapkan, Presiden Yudhoyono menginginkan AS menjadi bagian dari solusi dan memberikan perhatian yang besar. "Paling penting pendirian negara Palestina yang ditargetkan tahun lalu berdiri," ucap Dino. Menanggapi permintaan itu, menurut Dino, Menlu Hillary menjanjikan negaranya memberikan perhatian penuh dan prioritas terhadap masalah Palestina.

Saat ini ada usulan agar Indonesia memainkan peran aktif dalam fungsi intermediary sebagai perantara Palestina dan Israel dengan bantuan Amerika Serikat. Menurut Dino, konferensi rekonstruksi Gaza akan digelar di Kairo, Mesir, 2 Maret mendatang. Menlu Hillary akan hadir di sana. Indonesia pun akan diundang. Sejauh ini, AS, Uni Eropa, Rusia, dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon sedang menggodok persiapan konferensi tersebut.

Dari segi ekonomi, menurut Dino, Presiden Yudhoyono berharap pemerintah AS tak menerapkan proteksionisme terhadap Indonesia. Dengan kata lain, sekalipun AS sedang menguatkan perekonomian maupun industri nasionalnya, pemerintahan Barack Obama diharapkan tak mengabaikan komitmen Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan kerja sama internasional. Selain kerja sama ekonomi, imbuh Dino, kedua negara mengembangkan kerja sama di bidang riset dan teknologi.

Mengakhiri dialog, Dino Patti Djalal mengemukakan bahwa Presiden Yudhoyono menyampaikan undangan langsung kepada Barack Obama untuk berkunjung ke Indonesia.

Petang ini Menlu Hillary mengakhiri lawatan perdananya ke Indonesia sebagai bagian dari misi diplomasi baru Washington DC. Sebelumnya, kehangatan terlihat saat Presiden Yudhoyono menyambut tamunya pagi tadi. Terakhir kali Hillary berkunjung ke Indonesia, ia masih menyandang gelar Ibu Negara [baca: Presiden Yudhoyono Terima Hillary Clinton].

Sebelum bertamu ke Presiden Yudhoyono, kemarin Hillary lebih dulu mengadakan pertemuan dengan Menlu RI Hassan Wirajuda. Kembali muncul pengakuan atas tiga modal dasar Indonesia yang menjadikannya mitra strategis bagi Negeri Paman Sam.

Seakan tahu cara mengambil hati masyarakat Indonesia, tak lupa Hillary memunculkan nama orang yang mengutusnya, Presiden AS Barack Obama yang punya keterikatan sejarah dengan negeri ini.

Pilihan terakhir agenda Hillary sebelum meninggalkan Indonesia, Kamis petang, seakan ingin membuktikan ucapannya bukan sekadar retorika. Yaitu dengan mengunjungi sebuah proyek bantuan AS di kawasan Petojo, Jakarta, berupa fasilitas mandi cuci kakus dengan teknologi ramah lingkungan.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.