Sukses

Hillary Clinton: Indonesia Penting bagi AS

Menlu AS Hillary Clinton mengatakan, pendekatan luar negeri AS yaitu merangkul semua pihak, termasuk dunia Islam. Indonesia sebagai contoh bagaimana Islam modernisasi dan demokrasi berjalan beriringan.

Liputan6.com, Jakarta: Indonesia dan Amerika Serikat sepakat mengenai komitmen menjalin kemitraan komprehensif menyangkut isu-isu penting. Seperti perubahan iklim, perdagangan, upaya mengatasi terorisme, serta memajukan demokrasi. Hal tersebut disepakati dalam kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, ke Indonesia, Rabu (18/2).

Menurut Hillary, AS mengakui pentingnya indonesia sebagai sebuah negara. AS dan Indonesia memiliki nilai yang sama. Karena itu, AS bersedia memegang komitmennya guna memulihkan pertumbuhan ekonomi global. "Membangun kemitraan komprehensif dengan Indonesia adalah langkah yang penting dalam komitmen Amerika Serikat pada smart power," kata Hillary.

"Untuk mendengar sekaligus berbicara dengan seluruh dunia, untuk mendukung negara yang menunjukkan secara jelas bahwa islam modernitas dan demokrasi tidak hanya bisa hidup bersama, tetapi juga saling merangkul. Jadi saya mengharapkan hubungan yang lebih dalam dan luas antara kedua negara," tambah Hillary.

Banyak yang optimis dengan hubungan AS-Indonesia ke depan. Sebab, kunjungan Hillary dinilai mengawali fase baru hubungan luar negeri AS yang lebih mengedepankan dialog. Untuk itu, Indonesia siap menyambut kerja sama dalam berbagai bidang yang lebih menyeluruh dan mendalam.

Setelah Hillary Clinton, terbuka peluang Presiden AS Barack Obama juga bakal berkunjung ke Indonesia. Menlu Hasan Wirayuda mengatakan, kedatangan Presiden Obama sangat dinantikan masyarakat Indonesia. Sebab, Presiden AS ke-44 itu amat populer di Indonesia.

Sementara itu, kunjungan Menlu Hillary Clinton ke Indonesia disambut demonstrasi mahasiswa di berbagai daerah. Di Jakarta, demonstrasi sempat diwarnai keributan saat ratusan mahasiswa berusaha melintasi jalan raya di depan Istana Merdeka. Polisi menganggap demonstrasi ini tidak memiliki izin dan kemudian menangkap lima mahasiswa di antaranya. Demonstran yang berasal dari tujuh universitas menilai kunjungan Hillary kali ini sebagai tekanan politik terhadap Indonesia [baca: Hillary Memulai Kunjungan Dua Hari di Indonesia].

Di Yogyakrta, puluhan mahasiswa Universitas Gadjah Mada berunjuk rasa di bundaran kampus. Mereka menolak kunjungan Hillary karena selama ini AS tak berbuat apa-apat terhadap kekerasan yang terjadi di Palestina oleh Israel. Aksi ini juga diwarnai dengan adegan teatrikal yang menggambarkan keterlibatan pemerintah AS atas kekejaman terhadap rakyat Palestina.

Sementara itu, puluhan himpunan mahasiswa Islam cabang Bandung, Jawa Barat, berunjuk rasa di tengah Jalan Diponegoro dengan membakar ban. Selain menolak kunjungan Hillary, mahasiswa juga menuntut nasionalisasi aset-aset yang dikuasai pihak asing, terutama AS. Mahasiswa juga mendesak agar AS menyetujui kemerdekaan Palestina yang seutuhnya.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini