Sukses

Hujan Deras, Sebagian Jakarta Kembali Banjir

Hujan deras yang mengguyur Jakarta hampir sepanjang malam tadi menyebabkan sejumlah kawasan kembali terendam. Sedikitnya 15 RT di kawasan Petogogan, Kebayoran Baru, Jaksel, terendam banjir setinggi hampir satu meter.

Liputan6.com, Jakarta: Musibah banjir masih mengancam warga Ibu Kota. Hujan deras yang mengguyur Jakarta hampir sepanjang Ahad (1/2) malam menyebabkan sejumlah kawasan yang menjadi langganan banjir kembali terendam. Sedikitnya 15 rukun tetangga di Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan terendam banjir. Sebagian kawasan bahkan terendam hingga satu meter.

Warga kini kembali mengungsikan barang berharga mereka termasuk sepeda motor ke tempat yang lebih tinggi. Kawasan padat penduduk di Petogogan ini merupakan daerah rawan banjir. Terutama jika Kali Krukut meluap akibat banjir kiriman dari Bogor, Jawa Barat.

Setelah dua hari terjebak banjir, puluhan warga Kelurahan Batua Raya, Kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan, baru-baru ini, dievakuasi tim penyelamat. Dengan menggunakan perahu karet, tim Search and Rescue (SAR) mendatangi rumah-rumah yang terjebak banjir untuk mengangkut anak-anak dan orang tua. 

Warga yang dievakuasi langsung dibawa ke lokasi pengungsian di sebuah masjid, tak jauh dari lokasi banjir. Sedangkan warga yang kondisi kesehatannya terganggu akibat kedinginan dan kekurangan makanan dilarikan ke klinik kesehatan setempat. Beberapa warga berinisiatif menggunakan rakit untuk mengungsi.

Di kawasan ini terdapat sekitar 200 rumah yang terendam banjir. Namun, tim SAR hanya bisa mengangkut sebagian karena terbatasnya tenaga dan perahu karet.

Sementara di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, hujan yang terus mengguyur wilayah Cepu, mengakibatkan ketinggian banjir terus naik. Hingga Ahad (1/2) malam, ketinggian air rata-rata mencapai satu meter. Genangan banjir juga terus meluas. Bila sebelumnya hanya Desa Kebun Kelapa yang terendam, kini Desa Mbalun yang bertetangga mulai tergenang.

Banjir yang melanda dua desa tersebut adalah musibah tahunan. Warga pun terbiasa dengan luapan sungai terpanjang di Pulau Jawa itu. Tahun silam, air bah juga menggenangi ribuan rumah. Tak aneh, bila kekhawatiran datangnya banjir yang lebih besar tetap menghantui warga. Apalagi, hujan kemungkinan masih terus mengguyur. Lantaran itulah, warga kini bersiap. Misalnya dengan memindahkan barang-barang ke tempat yang aman [baca: Khawatir Banjir Meninggi, Warga Kemasi Barang].

Luapan Bengawan Solo turut merendam sebagian kawasan di Bojonegoro, Jawa Timur. Selain di Kota Bojonegoro, air bah juga merendam beberapa desa di Kecamatan Padangan setinggi 50 sentimeter. Sedangkan di areal persawahan, ketinggian air mencapai satu meter. Di wilayah kota ketinggian air juga terus meninggi. Dengan demikian, status banjir di Bojonegoro dinaikkan menjadi siaga tiga.

Buat mengantisipasi naiknya luapan Bengawan Solo, kini Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menyiapkan perahu karet. Disiapkan pula tempat pengungsian jika sewaktu-waktu air naik drastis. Bersama tim Search and Rescue (SAR) Satkorlak, Bupati Suyoto juga mengumumkan pada warga di sepanjang bantaran Bengawan Solo untuk bersiap mengungsi. Saat ini di Bojonegoro ada beberapa desa di 12 kecamatan yang terendam banjir.

Akibat hujan deras selama dua hari hingga kemarin, luapan Kali Lamong masih menggenangi rumah dan sawah di enam desa di Kecamatan Benjeng, Gresik, Jawa Timur. Genangan air setinggi lutut orang dewasa juga merendam beberapa ruas jalan.

Praktis, beberapa akses jalan yang menghubungkan Kota Mojokerto, Gresik, dan Surabaya terputus. Seluruh kendaraan roda dua dan empat dialihkan ke arah selatan melalui Kecamatan Cerme. Luapan Kali Lamong ini terjadi setiap tahun. Selain curah hujan yang tinggi, belum ada tanggul di sepanjang dua kecamatan tersebut.

Banjir memang membuat warga korban banjir menderita. Ambruknya Jembatan Sumberejo di Desa Sumberjo, Kecamatan Gondang, Nganjuk, Jawa Timur, kini menyisakan masalah bagi warga sekitar. Mereka tidak dapat menjalankan aktivitasnya karena jembatan yang menghubungkan Kecamatan Gondang dan Sukomoro itu belum diperbaiki.

Warga terpaksa memilih jalur memutar yang jaraknya sekitar 15 kilometer. Mereka berharap pemerintah kabupaten setempat segera membangun jembatan darurat. Bupati Taufiqurrahman mengatakan dalam waktu dekat akan dibangun jembatan darurat. Ini sembari menunggu anggaran untuk membangun jembatan yang melintas di atas Sungai Widas tersebut.(ANS/Tim Liputan SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.