Kesehatan Warga Mulai Terganggu Asap

Liputan6.com, Solok: Kota Solok, Sumatra Barat, hingga Ahad (25/1), masih diselimuti kabut asap yang muncul akibat kebakaran lahan di berbagai lokasi. Meski tak terlalu tebal, kabut asap sudah mengganggu kesehatan. Warga mulai menderita batuk dan sesak napas.

Kabut asap yang menyelimuti Solok memang belum menunjukkan tanda akan hilang. Saat ini jarak pandang sedikit membaik yaitu sekitar 1.500 meter dibanding sebelumnya yang hanya mencapai 800 meter. Kondisi ini disebabkan hujan yang mengguyur daerah tersebut Sabtu malam lalu.

Kabut asap yang melanda Kota Solok diduga akibat kebakaran hutan yang terjadi di Provinsi Riau. Sebab di Sumatra Barat, titik api sudah hilang tersiram hujan.

Kebakaran lahan di Kabupaten Bengkalis, Riau, telah menghanguskan ratusan hektar lahan gambut serta memunculkan kabut asap tebal. Untuk mencegah perluasan kebakaran, tim Manggala Agni segera diterjunkan. Pemadaman terpusat di kawasan Sepahat karena daerah ini merupakan titik kebakaran terparah di Kabupaten Bengkalis yakni terdapat sedikitnya 30 titik api.

Api yang menjalar di lahan gambut tersebar dalam beberapa titik kebakaran. Tim Manggala Agni kesulitan mencari sumber air. Padahal memadamkan api di lahan gambut memerlukan banyak air karena titik bakar berada di bawah permukaan tanah. Kadang, titik api yang sudah padam menyala lagi karena tidak padam total.

Hujan kecil yang turun Ahad siang efektif mengurangi ketebalan kabut asap yang sejak beberapa hari terakhir menyelimuti Kota Pekanbaru. Papan indeks standar pencemaran udara menunjukkan udara Pekanbaru kembali kondisi sedang.(TOZ/Yusril Ardanis)