Sukses

Tak Bisa Beli Pupuk, Petani Mengadu ke DPRD

Kelangkaan pupuk terus meluas, kalaupun ada harganya jauh lebih mahal dari harga eceran tertinggi. Petani makin terdesak karena musim tanam yang tidak bisa ditunda.

Liputan6.com, Bojonegoro: Ratusan petani dari beberapa desa di Bojonegoro, Jawa Timur, baru-baru ini mendatangi Kantor DPRD. Mereka kesal karena kelangkaan pupuk urea selalu terulang setiap musim tanam. Pupuk menghilang, kalaupun ada harganya dua kali lipat.

Sayangnya, tak seorang pun wakil rakyat tertarik menemui mereka. Tak menyerah, mereka pun mendatangi pendopo Kabupaten Bojonegoro. Beruntung di tempat ini Wakil Bupati Setyo Hartono bersedia menemui petani.

Sepertinya saat musim tanam, petani di Indonesia menghadapi masalah yang sama. Buktinya kelangkaan pupuk meluas di beberapa daerah di Jawa. Di Kudus, Jawa Tengah, misalnya. Ketika sebagian besar petani kesulitan pupuk di Kudus, Jawa Tengah, pengecer justru memanfaatkan keadaan dengan menjual pupuk jauh lebih mahal dari harga eceran tertinggi.

Kesulitan petani, menurut Direktur Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian Sutarto Alimuso karena ulah spekulan. Ia pun mengakui kelangkaan karena lemahnya pengawasan sehingga pupuk gampang dimainkan tengkulak.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Sukabumi, Jawa Barat, saat panen raya mengungkapkan subsidi untuk pupuk lebih dari cukup mencapai Rp 17 triliun. Adapun kelangkaan pupuk karena adanya penyelewengan dan ekspor ilegal yang berlebihan.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini