Sukses

Pro Kontra Aktivis Caleg

Sejumlah aktivis haluan kiri ramai-ramai mendaftar menjadi calon anggota legislatif. Mereka mencoba menindahkan jalur perjuangan dari jalanan ke parlemen. Ada yang sinis melihat langkah mereka itu.

Liputan6.com, Jakarta: Dari jalanan menuju Senayan. Inilah fenomena sejumlah aktivis haluan kiri yang kini ramai-ramai mendaftar menjadi calon anggota legislatif. Budiman Sudjatmiko dan Dita Indah Sari, misalnya. Dua bekas Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik itu kini menjadi calon legislatif dari partai berhaluan nasional dan Islam. Budiman kini bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dia juga tercatat sebagai caleg nomor satu PDIP untuk daerah pemilihan Jawa Tengah. Sementara Dita bergabung dengan Partai Bintang Reformasi yang dikenal sebagai partai Islam.

Selain Budiman dan Dita, ada Pius Lustrilanang. Salah satu aktivis yang pernah menjadi korban penculikan pada 1997 itu kini bergabung dengan Prabowo Subianto di Partai Gerindra. Banyak orang kaget dengan keputusan Pius itu. Pasalnya, Prabowo dianggap orang yang bertanggung jawab atas kasus tersebut. Belakangan terungkap pelaku penculikan adalah Tim Mawar dari pasukan elit Komando Pasukan Khusus. Kasus penculikan itu yang membuat karier militer mantan Komandan Jenderal Kopassus ini tamat.

Budiman, Dita, dan Pius tentu memiliki alasan sendiri-sendiri memindahkan jalur perjuangan mereka dari jalanan ke parlemen. Meski demikian, ada yang sinis melihat langkah mereka. Yenni Rosa Damayanti, aktivis 1980-an, meragukan konsistensi ketiga aktivis itu jika sudah ada di dalam partai dan parlemen. Sebab ideologi partai-partai yang mereka masukin berbeda. Apalagi, kata Sangap Surbaki, pendiri Forkot, mereka terikat dengan sistem partai tersebut.

Lantas, apa yang dapat diperbuat Budiman, Dita, serta Pius jika sudah berada di parlemen. Topik ini dikupas dalam tayangan Barometer SCTV dengan menghadirkan Pius Lustrilanang, Dita Indah Sari, Budiman Sudjatmiko, Sangap Surbakti, dan Yenni Rosa Damayanti. Selain itu ada Hendrik Sirait, Ketua PBHI Jakarta yang juga aktivis korban penculikan. Dialog selengkapnya bisa disaksikan dalam tayangan video Barometer SCTV edisi 15 Oktober 2008.(BOG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini