Sukses

Menhan Australia Bantah Tuduhan Spionase

Menteri Pertahanan Australia Joel Fitzgibbon membantah tuduhan kelima warganya yang ditahan di Imigrasi Merauke, Papua, membawa misi intelijen. Ia pun menjamin tak ada intervensi hukum.

Liputan6.com, Jakarta: Seminggu sudah setelah mendarat tanpa izin, lima warga negara Australia ditahan pihak imigrasi di Merauke, Papua. Hingga kini belum ada tanda-tanda mereka akan dibebaskan. Bahkan, pemeriksaan mereka justru akan dialihkan kepada pihak kepolisian. Nasib mereka pun ikut dibicarakan Menteri Pertahanan kedua negara di Jakarta [baca: Lima Warga Australia Dikunjungi Staf Kedutaan].

Dalam wawancara dengan SCTV, baru-baru ini, Menteri Pertahanan Australia Joel Fitzgibbon membantah tuduhan kelima warganya membawa misi intelijen. "Saya diberitahu bahwa mereka mencari potensi pariwisata," ucap Fitzgibbon. Ia sekaligus memastikan tak akan ada intervensi hukum dari pemerintah Australia terhadap kasus tersebut.

Walau demikian, sejumlah pihak mewanti-wanti agar tak ada perlakuan istimewa. Terlebih, mengingat perlakuan Australia terhadap nelayan Indonesia yang ditangkap karena dituduh melanggar batas negara. Beberapa kapal nelayan bahkan dibakar sehingga menimbulkan kemarahan.

Menanggapi hal itu, Menhan Australia angkat bicara. "Australia telah meminta maaf kepada mereka yang ditahan namun belakangan dibebaskan," ujar Fitzgibbon.

Kendati dekat, tak ada jaminan hubungan dua negara bertetangga dekat ini bebas masalah. Seperti hubungan yang sempat mendingin pascadukungan Australia bagi kemerdekaan Timor Timur, sembilan tahun silam. "Hubungan sebuah negara tetangga yang merasa dirinya asing...karena tidak pernah saling tahu yang diinginkan masing-masing negara," kata Bantarto Bandoro, peneliti Institute of Defense and Security Studies.

Namun, harapan baru kini muncul dengan pemerintahan baru, di bawah Perdana Menteri Kevin Rudd yang makin mengakui nilai strategis Indonesia. Kemitraan teranyar, hasil perundingan Menhan kedua negara adalah kerja sama produksi alutsista (alat utama sistem persenjataaan) bagi TNI. Disusul sejumlah rencana lain. Agaknya, Jakarta dan Canberra serius menjajaki diplomasi ideal.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.