Sukses

Dua Korban Sekolah Roboh Masih Dirawat

Dua dari 21 murid SD Pasundan 3 Babakan Ciparay, Bandung, yang tertimpa atap sekolah masih dirawat di rumah sakit setempat. Kendati masih baru, sekolah itu dibangun menggunakan kayu bekas.


Liputan6.com, Bandung: Dua dari 21 murid Sekolah Dasar Pasundan 3 Babakan Ciparay, Bandung, Jawa Barat, yang tertimpa atap sekolah mereka yang roboh masih dirawat di rumah sakit, Jumat (28/3) pagi. Polisi juga masih menyelidiki penyebab robohnya bangunan dan memeriksa sejumlah saksi, termasuk para pemborong dan kepala sekolah. Sementara para orang tua yang anaknya menjadi korban menerima santunan dari salah satu calon Gubernur Jabar [baca: Puluhan Siswa Luka Tertimpa Bangunan Sekolah].

Robohnya atap sekolah membuat kegiatan belajar mengajar di SD Pasundan 3 terhenti sejak hari ini hingga 31 Maret mendatang. Sejumlah siswa yang datang ke sekolah pagi tadi hanya melihat bangunan yang ambruk.

Menurut Ade, mandor bangunan, sekolah tersebut baru dibangun tiga bulan silam dan pembangunannya memang menggunakan kayu bekas. "Meski kayu bekas, saya yakin kayu itu masih kuat. Kejadian ini baru pertama kali selama 20 tahun saya bekerja," kata Ade. 

Bangunan sekolah tak layak hingga roboh rupanya juga menjadi masalah di Jakarta. SMP Negeri 220 di Tanjung Duren, Jakarta Barat, misalnya, menjadi salah satu potret buram pendidikan di Indonesia. Bangunan yang bersebelahan dengan kali ini sangat tak layak digunakan. Sekolah tersebut langganan banjir setiap tahun. Bahkan kabel dan CPU (central processing unit)komputer kerap terkena lumpur sisa banjir. Alhasil, sekitar 800 siswanya terpaksa menumpang belajar di SD Duri Kelapa sejak sebulan silam.     

Potret pendidikan yang memprihatinkan juga terlihat di salah satu ruangan SDN Kampung Baru, Pamarayan, Serang, Banten. Ruangan kelas dari bilik bambu digunakan secara bersamaan oleh pelajar kelas empat dan lima tanpa sekat pemisah. Selain beratap terpal, kelas ini hanya berlantaikan tanah yang selalu becek setiap turun hujan.

Buruknya ruang kelas pun tampak di SDN Danumaya, Cibogo, Subang, Jabar. Tiga ruang kelas ambruk karena kondisi bangunannya sangat buruk. Siswa yang biasa belajar di tiga ruangan tersebut terpaksa belajar di ruangan guru yang kondisinya juga nyaris roboh.

Anggaran pendidikan yang rendah rupanya masih menjadi penyebab kurang memadainya gedung sekolah. Hingga 2008, anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari dana Anggaran Pendidikan dan Belanja Negara sesuai konstitusi belum bisa terpenuhi. Padahal, tahun ini anggaran pendidikan naik dibanding tahun silam menjadi Rp 64 triliun [baca: Pemerintah Belum Bisa Memenuhi Amanat Konstitusi].(RMA/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini