Kabar dari Dayak

Liputan6.com, Samarinda: Kalimantan yang juga disebut Pulau Borneo merupakan kawasan eksotis yang memiliki kekayaan flora dan fauna yang tak ternilai. Kalimantan ditumbuhi belantara hutan primer dan ratusan sungai besar dan kecil yang hampir tak pernah kering airnya. Wajar jika Kalimantan menjadi universitas alam yang mengundang banyak ahli dari penjuru jagat untuk mengamati beragam tumbuhan dan satwa di sana.

Di tengah alam yang belum semua tersentuh, hidup sekelompok masyarakat yang mendiami tanah ini sejak ratusan tahun silam. Selama itu, mereka mengembangkan sistem budaya yang diadopsi dari kedekatan kelompok pada hutan, sungai, serta gejala-gejala alam. Komunitas etnis tertua di wilayah itu disebut suku Dayak. Walau sepintas punya budaya sama, etnis Dayak tergolong dalam beberapa kelompok suku.

Dayak di Kalimantan antara lain Punan, Iban, Klemantan, Ngaju, Kayan, serta Dayak Kenyah. Dayak yang disebut terakhir kini mulai banyak terjadi pergeseran sosial. Tempat tinggal, misalnya. Suku Dayak Kenyah tidak lagi tinggal di lamin atau rumah panjang. Kini mereka tingal di rumah biasa atau umum. "Agak seperti tamu, padahal bukan orang lain tapi keluarga," kata pebulung atau ketua adat Dayak Kenyah.

Bukan hanya tempat tinggal, tato yang menjadi ciri khas Dayak Kenyah juga sulit ditemukan. Padahal seni seni lukis rajah tubuh ini penanda bagi suatu status sosial tertentu. Pun demikian dengan anting dan telinga panjang yang dulu identik dengan Dayak Kenyah. Untuk mengetahui selengkapnya tentang budaya Dayak Kenyah yang mulai hilang dapat disaksikan selengkapnya di video Potret edisi 8 Maret 2008.(JUM/Tim Potret)