Sukses

Penanganan Kasus Jeneponto Diprotes

Penanganan kasus Jeneponto serta pelarangan pihak keluarga menjenguk korban di RS Bhayangkara diprotes mahasiswa Makassar. Kepala RS Bhayangkara membantah korban diperlakukan tak wajar.


Liputan6.com, Makassar: Sekitar 100 mahasiswa di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (13/12) berunjuk rasa memprotes cara polisi menangani kasus Jeneponto. Apalagi enam warga yang terluka dan dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar dilarang dijenguk keluarganya. Para mahasiswa juga sempat dilarang melihat kondisi warga tersebut.

Dalam orasinya mahasiswa menuntut polisi menangani insiden Jeneponto dengan manusiawi. Selain itu, korban diminta dirawat dengan baik. Bila tuntutan tersebut tidak direspons, mahasiswa berjanji akan kembali berunjuk rasa.

Menanggapi protes para mahasiswa, Kepala RS Bhayangkara dokter Syahrial membantah korban diperlakukan tak wajar, termasuk warga yang tewas saat dirawat yakni Muhammadong. Warga Desa Rumbia ini mengembuskan napas terakhir setelah dirawat tiga hari di RS Bhayangkara pada Senin silam [baca: Penikam Polisi Akhirnya Tewas].

Sementara itu, untuk pertama kalinya sejak ditangkap aparat kepolisian pekan lalu, keluarga lima tersangka pelaku penyerangan aparat dalam kasus eksekusi lahan sudah bisa dijenguk keluarga. Mereka menyambut gembira kebijakan baru polisi tersebut, apalagi timbul rasa khawatir di pihak keluarga akan keselamatan kelima pelaku.

Selama sepekan terakhir, kelima tersangka memang tidak bisa ditemui oleh keluarga. Namun, setelah kasus ini diambil alih oleh Kepolisian Daerah Sulsel dan kelima tersangka dipindahkan ke sel Polda petang tadi, mereka sudah mulai bisa dijenguk.(ADO/Iwan Taruna dan Rizal Randa)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.