Sukses

2048, Ikan Punah dari Perairan Bumi?

Suhu air laut yang terus meningkat membuat hasil tangkapan nelayan makin turun dan terumbu karang menjadi rusak. Ahli lingkungan meramalkan, ikan akan punah dari perairan bumi pada 2048.


Liputan6.com, Makassar: Dengan peralatan seadanya, para nelayan tradisional di Makassar, Sulawesi Selatan, masih menggantungkan hidup mereka pada laut. Namun sudah dua tahun terakhir mereka harus bekerja lebih keras akibat hasil tangkapan menurun. "Dampak perubahan alam terhadap nelayan makin membesar. Saat ini, beberapa nelayan harus mencari ikan sampai jauh hingga ke Pulau Flores." kata Hamzah, salah seorang nelayan tradisional di Makassar.

Indahnya alam bawah laut. Ikan berenang kesana kemari. Beragam biota laut menari mengikuti arus air. Dengan luas 73 persen dari permukaan bumi, biota laut berpotensi besar menekan emisi karbon dunia. Hutan bawah laut seperti ini mampu menyerap CO2 yang menjadi momok pemanasan global. Tapi kini, suhu air telah meningkat.

Kenaikan suhu air laut berkisar antara dua sampai 4,5 derajat Celcius. Sementara tingkat keasaman laut menurun dari 8,2 menjadi 7,8. Akibatnya, pertumbuhan fitoplankton atau makhluk hidup yang biasa dikonsumsi ikan dan terumbu karang pun terhambat. Alhasil, populasi ikan berkurang dan terumbu karang pun rusak.

Kini, keindahan alam bawah laut terancam. Jelas bahwa populasi ikan menjadi berkurang. Nelayan pun makin sulit menggantungkan hidup pada laut. "Penurunannya sekarang bahkan hampir 90 persen. Tinggal lima persen yang ada. Habis semuanya," ucap seorang nelayan.

Kerusakan biota laut akibat pemanasan global sudah terjadi. Ditambah dengan perusakan alam bawah laut oleh ulah manusia mendasari prediksi ilmuwan bahwa ikan dapat punah dari perairan bumi pada 2048. Mungkinkah ini terjadi? Semua tergantung cara kita menyelamatkan bumi.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.