Sukses

Ratusan Hektare Sawah di Madiun Terancam Kekeringan

Akibat debit air waduk mulai berkurang ratusan hektare sawah di Madiun, Jatim terancam kekeringan. Sementara di lereng Gunung Penanggungan, Mojokerto, sudah dua bulan warga kesulitan air bersih.

Liputan6.com, Madiun: Debit air Waduk Notopuro di Pilangkenceng, Madiun, Jawa Timur, sudah sebulan menurun. Sebagian tanah di dasar waduk terlihat sudah retak-retak. Diperkirakan, dalam waktu tidak lebih dari dua pekan air waduk akan mengering. Demikian pantauan SCTV di Madiun, belum lama ini.

Akibat penurunan debit air, ratusan hektare sawah terancam kekeringan. Pasalnya, keberadaan Waduk Notopuro ini sangat penting karena dalam kondisi normal sanggup mengairi lahan pertanian seluas dua ribu hektare lebih.

Menghadapi persoalan ini, Dinas Pengairan Pemerintah Kabupaten Madiun akan mengoptimalkan 106 sumur pompa dalam yang ada. Namun, sebagian di antaranya dalam kondisi rusak dan masih dalam perbaikan.

Ancaman kekeringan juga sudah dirasakan warga Desa Kunjoro Wesi, Ngoro, Mojokerto. Warga di lereng Gunung Penanggungan sejak dua bulan silam terpaksa harus mengantre air selama empat hingga lima jam di salah satu kran air yang tersedia. Bagi warga yang enggan antre bisa membeli air dengan harga Rp 5.000 per tiga jeriken isi 60 liter. Mereka berharap pemerintah setempat segera menyalurkan air bersih.

Di Kabupaten Sampang, Madura, kesulitan air bersih sudah meluas hingga ke lima kecamatan, yakni Pangarengan, Torjun, Jrengik, Tambelangan, dan Robatal. Beberapa warga berusaha menggali sumur namun yang didapat air asin. Warga yang mampu terpaksa membeli air seharga Rp 50 ribu hingga Rp 70 ribu untuk setiap satu tangki berisi lima ribu liter.(IAN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini