Sukses

Kasus Ceriyati Akan Diproses Secara Hukum

Pihak KBRI di Malaysia secara resmi sudah mengajukan tuntutan kepada kepolisian setempat untuk mengusut kasus yang menimpa Ceriyati. Ivone Siew, majikan Ceriyati telah meminta maaf dan mau membayar kerugian.

Liputan6.com, Jakarta: Pemerintah Indonesia meminta kasus yang menimpa Ceriyati, tenaga kerja Indonesia yang kabur dari kondominum majikannya di Kuala Lumpur, Malaysia, diproses secara hukum. Terkait dengan itu, Ketua Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2 TKI), Jumhur Hidayat, kemarin, menemui TKI asal Brebes, Jawa Tengah ini di Kuala Lumpur.

Dalam perbincangan dengan reporter SCTV Dwi Anggia, Selasa (19/6), Jumhur mengaku datang ke Malaysia untuk memastikan kondisi Ceriyati. "Dia sudah dalam keadaan aman, terlindungi, dan dalam proses rehabilitasi. Dia juga sudah bisa tersenyum dan berdialog dengan lancar," kata Jumhur.

Menurut Jumhur, Ceriyati menginginkan kejadian yang menimpa dirinya diusut secara tuntas. Dia juga ingin haknya, seperti gaji dan asuransi selama bekerja termasuk penggantian kerugian secara moril dan materil, bisa diterima.

Majikan Ceriyati, Ivone Siew, saat ini memang sudah ditahan polisi. Dia juga telah meminta maaf dan bersedia membayar kerugian yang diderita Ceriyati. Meski begitu, Jumhur tetap mendesak kasus penyiksaan ini harus dilanjutkan hingga pengadilan [baca: Kasus Ceriyati Tidak Akan Didiamkan].

Terkait dengan itu, pihak KBRI hari ini secara resmi sudah mengajukan tuntutan kepada kepolisian setempat untuk mengusut peristiwa itu secara hukum. Untuk itu, Ceriyati terpaksa tidak bisa segera pulang ke Tanah Air karena akan menjalani pemeriksaan. "Mudah-mudahan proses pemeriksaannya bisa selesai dalam satu atau dua pekan mendatang," kata Jumhur.

Selain menengok keadaan Ceriyati, Jumhur juga sudah mengumpulkan berbagai data dan keterangan. Semua ini diperlukan untuk kepentingan proses hukum. Kasus ini, kata Jumhur, mutlak kesalahan user atau perusahaan pengerah jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) karena telah melanggar kesepakatan kerja.

Pemerintah, kata Jumhur, sebenarnya sudah serius menangani masalah pengiriman TKI ke luar negeri. Seperti Instruksi Presiden Tahun 2006 yang menyebutkan setiap perwakilan yang mempunyai jumlah TKI paling banyak, harus memiliki penasihat hukum di negara penempatan. "Kasus Ceriyati akan ditangani oleh lawyer dengan biaya dari Kedutaan Besar Republik Indonesia," kata Jumhur.

Jumhur sempat menyesalkan sikap pemerintah Malaysia yang terkesan kurang serius menangani kasus penyiksaan TKW asal Indonesia ini. Mereka tidak pernah memprioritaskan penanganan kejadian seperti ini. Namun, rencanya dalam sidang kabinet di Malaysia besok, mereka akan membahas kasus-kasus kekerasan yang menimpa para TKW.

Ceriyati kabur dari rumah Ivone melalui jendela lantai 12 kondominium, Sabtu silam. Rencananya, siang ini Ceriyati didampingi pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia akan memberikan keterangan soal penyiksaan yang dialaminya kepada polisi Petaling Jaya, Kuala Lumpur [baca: Disiksa Majikan, TKI Kabur Melalui Jendela].

Ceriyati juga sekaligus ingin memastikan sang majikan benar-benar sudah ditahan polisi. Kepada wartawan yang menemuinya di KBRI, dia mengaku sering dipukul dan disiksa Ivone tanpa sebab yang jelas. Setiap melakukan kesalahan, saya pasti dipukul. Kadang-kadang memakai tangan atau tongkat plastik," kata Ceriyati.

Meski keadaannya sudah makin membaik, Ceriyati masih terlihat syok. Dia meminta segera dipulangkan ke kampung halamannya di Brebes agar bisa berkumpul lagi dengan keluarga. Sebaliknya, pihak keluarga juga berharap bisa segera berjumpa dengan Ceriyati. Anggun, anak Ceriyati, tak henti-hentinya menangis. Dia ingin bertemu kembali dengan ibunya.

Dua hari belakangan ini Ceriyati menjadi berita utama di berbagai media massa. Menurut Ridwan, suami Ceriyati, istrinya berangkat ke Malaysia Desember silam melalui perusahaan pengerah jasa TKI, PT Sumber Kencana Sejahtera. Sejak itu pula istrinya tidak pernah memberi kabar.

Ridwan, Anggun, beserta saudaranya didampingi lembaga swadaya masyarakat setempat, rencananya hari ini berangkat ke Jakarta. Tujuannya ingin meminta pertanggungjawaban PT Sumber Kencana Sejahtera yang memberangkatkan Ceriyati. Setelah itu, Ridwan dan anaknya juga berencana ingin menyusul Ceriyati ke Malaysia. Mereka meminta pemerintah segera menuntaskan kasus ini secara hukum.(IAN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.