Sukses

Obat Murah Belum Dikenal Luas

Meski sudah berjalan satu bulan, program obat murah dari Depkes ternyata belum dikenal baik di tengah masyarakat. Akibatnya, para konsumen tetap menggunakan obat-obatan bermerek dengan harga lebih mahal.

Liputan6.com, Jakarta: Program obat murah seharga Rp 1.000 dari Departemen Kesehatan yang sudah berjalan sekitar satu bulan ternyata belum dikenal baik di tengah masyarakat. "Saya belum tahu," tutur Sarbini, salah satu konsumen obat kepada reporter Liputan 6 SCTV di Jakarta, Senin (11/6). Akibatnya, Sarbini dan para konsumen obat lainnya tetap menggunakan obat-obatan bermerek dengan harga lebih mahal.

Penjualan obat murah yang tidak terlalu lancar membuat banyak apotek Serta toko obat mulai segan menjualnya. "Peminatnya kurang," jelas Aminah, pemilik apotek. Menurut Direktur Jenderal Farmasi Depkes Richard Panjaitan, obat murah belum dikenal bukan lantaran kurangnya promosi. Karena itu, Depkes akan tetap melanjutkan program obat murah ini sampai dimengerti masyarakat.

Obat murah diproduksi oleh Indofarma. Selain untuk membantu warga tidak mampu, program obat murah dilaksanakan guna mencegah beredarnya obat palsu dan obat bermutu rendah. Dalam waktu dekat jenis paket obat murah akan ditambah dari 12 jenis menjadi 20 jenis [baca: Obat Murah di Apotek Rakyat].(BOG/Teguh Dwi Hartono dan Satya Pandia)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.