Menteri Koordinator Perekonomian Boediono mengatakan, tingginya harga minyak goreng diakibatkan meningkatnya harga minyak sawit di luar negeri. Karena itu, pemerintah saat ini tengah berusaha untuk mencukupi suplainya. Pemerintah, kata Boediono, juga menunggu komitmen dari para produsen minyak goreng untuk menstabilkan harga [baca: Minyak Goreng Mahal].
Di Serang, Banten, sejumlah anak berburu minyak goreng sisa di toko-toko. Arini dan Muhid, misalnya. Keduanya berlari saat melihat pegawai agen minyak goreng tiba di toko usai mengantar minyak di Pasar Induk Rau, Serang. Arini dan Muhid mengikuti sebuah gerobak kayu yang mengangkut jeriken kosong.
Saat gerobak berhenti, keduanya langsung berebut jeriken kosong untuk mengambil sisa minyak goreng. Caranya, dengan menuangkan jeriken kosong dan memasukkan tetesan minyak ke dalam botol air kemasan. Upaya itu diakui Arini dan Muhid dapat membantu orang tua mereka yang sudah tidak mampu membeli minyak goreng karena harganya terus naik.
Advertisement
Menanggapi keluhan warga terkait mahalnya harga minyak goreng, Pemerintah Kota Sukabumi, Jawa Barat, menggelar inspeksi mendadak di beberapa pasar tradisional. Pemkot Sukabumi juga berjanji akan segera menggelar operasi pasar untuk menekan harga minyak goreng. Harga minyak goreng di sejumlah pasar tradisional kini mencapai Rp 8.000 hingga Rp 9.000 per kilogram dan akan ditekan menjadi Rp 6.500 satu kilogramnya.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.