Sukses

Mahasiswa Menuntut Pendidikan Murah

Hari Pendidikan Nasional diperingati mahasiswa dan pelajar di berbagai daerah dengan berunjuk rasa. Di Banyumas, Jawa Tengah, mahasiswa bentrok dengan polisi karena berusaha menurunkan bendera Merah-Putih.

Liputan6.com, Banyumas: Sejumlah mahasiswa dan pelajar di berbagai daerah memperingati Hari Pendidikan Nasional dengan berunjuk rasa, Rabu (2/5). Di Banyumas, Jawa Tengah, pengunjuk rasa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Pendidikan saling dorong dengan polisi saat hendak memasuki Gedung DPRD Banyumas.

Lantaran tidak berhasil bertemu dengan anggota Dewan, sejumlah mahasiswa berusaha menurunkan bendera Merah-Putih di depan Kantor Pemerintah Kabupaten Banyumas. Suasana kembali tenang setelah sejumlah perwakilan mahasiswa diterima anggota Dewan.

Kejadian serupa juga terjadi di Semarang, Jateng. Keributan terjadi saat pengunjuk rasa berusaha memasuki Gedung DPRD Semarang. Namun, usaha mereka dihadang petugas keamanan. Para mahasiswa menuntut agar anggaran 20 persen untuk pendidikan segera direalisasikan. Mereka juga menolak Rancangan Undang-undang Badan Hukum Pendidikan, serta menolak komersialisasi pendidikan.

Sementara di Yogyakarta, para mahasiswa berunjuk rasa dengan mendatangi beberapa sekolah yang dinilai mahal. Menurut pengunjuk rasa, pemungutan biaya mahal di sekolah merupakan praktik komersialisasi dunia pendidikan. Akibatnya, rakyat kecil tidak dapat mengenyam pendidikan yang layak.

Di Padang, Sumatra Barat, para mahasiswa berjalan kaki dari kampus Universitas Negeri Padang ke Kantor Gubernur Sumbar. Mereka menuntut pemerintah setempat segera menerapkan pendidikan murah bagi warga. Karena mahalnya biaya sekolah, masyarakat kecil tidak dapat menikmati pendidikan.

Sekitar dua ribu mahasiswa dan pelajar di Makassar, Sulawesi Selatan, berjalan kaki keliling kota. Mereka meminta pemerintah setempat menyelenggarakan pendidikan gratis bagi rakyat miskin. Selain itu mereka juga menentang RUU Badan Hukum Pendidikan karena isinya terkesan mendukung komersialisasi dunia pendidikan di Tanah Air.

Di Jakarta, ratusan ibu rumah tangga dan para siswa sekolah dasar membentuk mata rantai di Bundaran Hotel Indonesia. Pengunjuk rasa menuntut pemerintah merealisasikan janji sekolah gratis bagi rakyat miskin. Mereka juga menyatakan pendidikan adalah hak asasi manusia [baca: Peringatan Hardiknas Diwarnai Unjuk Rasa].

Di tempat terpisah, mahasiswa Universitas Indonesia konvoi mengelilingi kampus UI di Depok, Jawa Barat. Para mahasiswa menuntut pendidikan murah. Mereka menilai UI kini telah berubah wajah menjadi kampus yang komersil.

Biaya pendidikan di Tanah Air memang masih terbilang mahal sehingga yang bisa mengenyam pendidikan hanya orang berduit. Hal ini diakui oleh Menteri Pendidikan Nasional, Bambang Sudibyo. Menurut Mendiknas, hingga 2007, anggaran pendidikan hanya dialokasikan 11,8 persen dari Anggran Pendapatan dan Belanja Nasional atau senilai 90 triliun rupiah. Padahal, Mahkamah Konstitusi telah mengetuk palu membenarkan anggaran pendidikan harus mencapai 20 persen dari APBN sesuai Undang-Undang Dasar.(IAN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.