Sukses

Cara Mengatasi <i>Baby Blues Syndrome</i>

Baby blues syndrome adalah istilah psikologi yang bermakna sedang mengalami kesedihan akibat kehamilan. Gangguan tidur, mudah tersinggung, suka melamun, dan merasa tidak bahagia berkepanjangan adalah gejala-gejalanya.

Liputan6.com, Denpasar: Pada umumnya ibu yang baru melahirkan akan bahagia. Namun pakar kejiwaan menemukan 50-70 persen ibu yang baru melahirkan mengalami kesedihan dan depresi yang dikenal sebagai baby blues syndrome. Demikian diungkapkan sejumlah dokter pakar kandungan dan kejiwaan dalam sebuah seminar di Denpasar, Bali, baru-baru ini.

Banyak faktor penyebab baby blues syndrome, di antaranya perubahan fisik ibu yang tidak lagi langsing. Bahkan yang paling parah kecemburuan berlebihan karena si ibu menilai keberadaan sang buah hati telah merebut perhatian keluarga darinya. Teknologi canggih berupa alat ultrasonography yang berfungsi untuk mengetahui jenis kelamin bayi dalam kandungan pun dapat memicu baby blues syndrome. "Sayang sekali jenis kelamin bayi sering diperdebatkan sehingga yang menjadi korban si anak," kata Lely Setywati, dokter ahli kandungan dan kejiwaan.

Gejala mengalami baby blues syndrome: gangguan tidur, mudah tersinggung, suka melamun, merasa tidak bahagia yang berkepanjangan, hingga ingin bunuh diri. Made Kornia Karkata yang juga dokter ahli kandungan dan kejiwaan mengatakan, ibu yang mengalami baby blues syndrome harus segera ditangani. Bila tidak, akan berdampak buruk terhadap sang bayi dan pada diri ibu sendiri.

Selain dokter, proses penyembuhan baby blues syndrome sangat perlu dukungan pihak keluarga ibu hamil. Peran Suami yang tetap memberikan perhatian saat istri hamil dan sesudah melahirkan akan sangat membantu mengatasi sindrom tersebut.(DNP/Aries Wicaksono)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.