Sukses

Beras Minim, Pohon Gewang Menjadi Pilihan

Warga Desa Laleten, Belu, NTT, mulai mengonsumsi sari batang pohon gewang atau akabilah yang biasa dijadikan pakan ternak. Hama tikus menyerang 100 hektare sawah di enam desa Kecamatan Margodana, Tegal, Jateng.

Liputan6.com, Belu: Kekeringan panjang melanda Desa Laleten, Kabupaten Belu, Nusatengara Timur. Warga setempat mulai kehabisan bahan makanan khususnya beras dan jagung. Untuk mengatasi hal ini, warga mulai mengonsumsi sari batang pohon gewang atau akabilah yang biasa dijadikan pakan ternak.

Secara sederhana, pembuatan akabilah diawali dengan menjemur irisan batang gewang. Setelah kering, potongan-potongan kayu itu kemudian ditumbuk hingga halus dan diayak. Tepung kayu lantas direndam dan diendapkan selama satu malam untuk menghilangkan racun. Setelah dicampur parutan kelapa dan dibakar di sebuah tempayan, akabilah nikmat dikonsumsi dengan ditemani daun pepaya.

Petugas kesehatan setempat mengingatkan warga agar tak mengonsumsi akabilah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai gizi yang terkandung dalam akabilah sangat rendah. Selain itu, proses pengolahan tak higienis dapat menyebabkan diare.

Nasib malang juga dialami petani di Tegal, Jawa Tengah. Hama tikus menyerang 100 hektare sawah di enam desa Kecamatan Margodana. Hama yang menyerbu setelah petani menghadapi serangan hama keong mas ini dikhawatirkan menyebabkan gagal panen.

Menurut petani, hama tikus mulai bermunculan saat tanaman padi mulai menghijau atau berusia dua pekan. Berbagai cara dilakukan untuk membasmi seperti menggunakan bahan kimia hingga memasang perangkap tikus tradisional. Namun upaya para petani belum efektif karena binatang pengerat itu masih saja berkeliaran.(TOZ/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini