Sukses

Indonesia Belum Menerima Berita Resmi soal Dulmatin

Pemerintah Indonesia belum mendapat kabar dari pemerintah Filipina soal Dulmatin, tersangka kuat pembuat Bom Bali I. Jika Dulmatin benar tewas, ini adalah berita baik bagi upaya pemberantasan teroris.

Liputan6.com, Jakarta:Pemerintah belum mendapat kabar resmi tentang hidup atau mati Dulmatin, buronan kakap kasus Bom Bali I, dari pemerintah Filipina. Pemerintah hanya mendapat kabar pria asal Pemalang, Jawa Tengah, itu tertembak dalam sebuah operasi militer di Filipina. "Hingga kini kita belum mendapat konfirmasi dari otoritas setempat mengenai kebenaran informasi tersebut," kata Yohannes Kristarto Legowo, Juru Bicara Departemen Luar Negeri di Jakarta, Jumat (26/1).

Di tempat terpisah, Dino Pati Djalal, Jubir Kepresidenan mengatakan, pemerintah telah membaca berita tentang penembakan Dulmatin. "Dikatakan tertembak tidak tahu apakah masih hidup atau sudah meninggal," kata Dino. Jika benar tewas, kata Dino, ini adalah berita bagus, terutama bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Filipina dalam upaya memerangi terorisme.

Lebih jauh Kristarto mengatakan kabar kematian tersangka teroris asal Indonesia bukan berita yang baru. Beberapa pekan sebelumnya, Deplu juga mendengar kabar kematian Gufron. "Ketika kita mengkonfirmasi dari otoritas setempat sampai saat ini juga belum mendapat konfirmasi mengenai kebenaran berita tersebut," kata pria berkaca mata ini.

Kedutaan Besar RI di Filipina sudah meminta konfirmasi ke Kementerian Luar Negeri Filipina untuk memastikan kebenaran berita soal Dulmatin. Setelah mengirimkan nota diplomatik, lazimnya ada kewajiban pemerintah setempat untuk menjawab. "Mudah-mudahan dalam waktu singkat perwakilan kita di Manila dapat segera mendapatkan informasi balik dari otoritas setempat," kata Kristarto.

Militer Filipina mengatakan telah menembak mati Dulmatin saat menyerbu persembunyian kelompok gerilyawan Abu Sayyaf di Pulau Jolo, Filipina Selatan, 16 Januari silam. Namun, militer Filipina baru mengumumkan secara resmi kemarin [baca: Militer Filipina Menembak Mati Dulmatin].

Dalam operasi selama tiga hari ini, Dulmatin yang diduga keras pembuat bom yang mengguncang Kota Kuta Bali, dikabarkan luka berat. Pasukan khusus Filipina juga menembak petinggi Abu Sayyaf, Abu Sulaiman, hingga tewas. Di lokasi yang sama, militer Filipina menduga bersembunyi pula Umar Patek, tersangka pengebom di Kuta, Bali.

Oktober tahun silam, Estidia, istri Dulmatain, ditangkap di Kota Pakitul, Filipina Selatan. Estidia dibekuk beserta dua anaknya dan dikenai tuduhan pelanggaran keimigrasian karena tidak mempunyai dokumen lengkap keberadaan mereka di Filipina.

Kawasan Filipina Selatan dan kelompok militan Abu Sasyaf selama ini dicurigai sebagai tempat persembunyian pelaku teror asal Indonesia. Jika benar tewas, Dulmatin menambah panjang daftar tersangka teroris asal Indonesia yang menemui ajal di tangan aparat keamanan Filipina. Buronan yang dicari banyak pihak ini adalah sosok yang dianggap bertanggung jawab atas sejumlah aksi teror termasuk, peledakan Bom Bali I.

Pada awal Januari silam, militer Filipina menyerang kelompok Abu Sayyaf di Provinsi Tantawi, Filipina Selatan. Salah seorang yang tewas dalam serangan itu adalah warga asal Indonesia, Gufron alias Abu Samur. Menurut Jubir Militer Filipina, Gufron disebut sebagai pembantu utama Dulmatin.

Sebelum Gufron, Faturahman Al Ghozi juga tewas ditembak militer Filipina. Al-Ghozi yang ditahan di penjara Manila didakwa terlibat aksi pengeboman di Filipina. Dia sempat kabur dari penjara sebelum tewas ditembak di persembunyian kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Militer Filipina gencar memerangi kelompok militan Abu Sayyaf yang dituding terlibat teror di Filipina.

Kelompok Abu Sayyaf merupakan kelompok militan bersenjata yang menggunakan sejumlah kawasan di kepulauan Filipina Selatan sebagai tempat persembunyian. Di lokasi inilah para teroris asal Indonesia diduga bersembunyi.(TNA/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.