Sukses

Pelajaran Berharga dari Tragedi Konser Ungu

Bagi grup musik Ungu, insiden berdarah di Stadion Widya Manggala Krida, Pekalongan, Jateng, adalah pelajaran berharga yang tak mungkin dilupakan. Selain sedih, mereka juga turut prihatin dengan kejadian ini.

Liputan6.com, Jakarta: Konser musik grup band Ungu di Stadion Widya Manggala Krida Pekalongan, Jawa Tengah, pekan silam, berubah menjadi kesedihan. Sepuluh penonton pertunjukan grup band papan atas ini tewas. Sementara enam lainnya luka-luka akibat terinjak-injak saat berusaha keluar dari lokasi konser. Insiden ini diduga terjadi karena jumlah penonton yang melebihi kapasitas gedung.

Buntut kejadian ini, grup musik yang digawangi Pasha, Makki, Enda, Onci, dan Roman menjadi sorotan publik dan sejumlah pihak selama sepekan terakhir. Kepolisian Resor Pekalongan juga langsung melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap pihak penyelenggara konser berdarah ini baik panitia lokal maupun yang dari Jakarta [baca: Konser Ungu di Pekalongan Menewaskan 10 Orang].

Empat orang dari panitia akhirnya ditetapkan sebagai tersangka akibat kejadian ini. Sebab, polisi menganggap mereka lalai mengadakan pertunjukan ini sehingga menyebabkan sepuluh orang tewas. Para tersangka yang kini tengah menjalani pemeriksaan polisi itu diancam hukuman lima tahun penjara [baca: Empat Panitia Konser Ungu Menjadi Tersangka].

Menurut polisi, pihak panitia telah melanggar perizinan yang diberikan Polres Pekalongan. Sebab, polisi hanya mengizinkan penonton yang masuk ke lokasi konser sebanyak 3 ribu orang. Namun jumlah penonton yang memasuki arena konser lebih dari 13 ribu orang.

Di lain sisi, keluarga korban mendesak pihak penyelenggara konser Ungu bertanggung jawab atas kematian 10 penonton pergelaran musik itu. Menurut mereka penyelenggara melalaikan keamanan penonton [baca: Penyelenggara Konser Ungu Diminta Bertanggung Jawab].

Pascatragedi berdarah ini, pertunjukan Ungu di Salatiga, Jateng, akhirnya dibatalkan. Penggemar berat Ungu diminta mengembalikan tiket pertunjukan. Pihak penjual tiket mengaku dirugikan dengan pembatalan konser Ungu. Adapun salah satu dari dua penjual tiket di Salatiga telah menerima pengembalian tiket yang mencapai lebih dari 2.000 tiket.

Para personel Ungu bersama rombongan juga sudah menemui sepuluh keluarga korban tewas di Ruang Aula Markas Polres Pekalongan untuk memberikan santunan dan meminta maaf. Masing-masing pihak keluarga korban mendapat santuanan uang sebesar Rp 5 juta [baca: Grup Band Ungu Memberikan Santunan].

Bagi Ungu, insiden berdarah ini adalah pelajaran berharga yang tidak mungkin dilupakan. "Secara pribadi kami sangat-sangat prihatin dan sedih atas kejadian ini," kata Pasha, vokalis Ungu. Pasha mengatakan, pihaknya tak mengira akan terjadi kejadian seperti itu. "Sebenarnya kita tak mau mengalami seperti ini. Tapi, ini takdir," jelas Pasha.

Menurut Makky, pemain bass Ungu, saat konser berlangsung tak ada kerusuhan di penonton dan aman-aman saja. "Antusiasme para penonton bagus dan tidak rusuh. Tapi kita tidak tahu kalau di luar stadion, penonton banyak sekali daripada di dalam," ungkap dia.

Lebih jauh Pasha mengungkapkan Ungu juga turut bersimpati kepada pihak penyelenggara baik itu panita lokal dan Jakarta yang hingga hari ini masih ditahan di kantor polisi. "Mudah-mudahan mereka dan keluarganya di rumah bisa bersabar karena ini suatu kejadian yang tidak diinginkan," jelas sang vokalis. Makky juga mengaku banyak hikmah yang bisa diambil dari insiden ini. "Show itu tidak hanya sekedar ada tempat dan datang bernyanyi. Tapi banyak hal yang harus diperhatikan," tambah dia.

Untuk pertunjukan yang akan datang, Makky mengaku akan menseleksi secara ketat tempat dan kapasitas lokasi konser. Belajar dari pengalaman kemarin, kita akan sedikit terlibat ke dalam dan tak hanya pada kontrak. Kita akan menurunkan satu personel untuk mengecek tempat konser," ungkap Makky.

Terkait insiden ini, promotor musik dari Java Musikindo Adri Subono yang sangat berpengalaman mengadakan konser mengaku sangat prihatin dengan kejadian tersebut. Menurut dia, pihak penyelenggara harus memperhatikan tempat konser dan kapasitasnya agar mendapatkan kenyamanan pertunjukan dan para penonton. "Kita harus melihat sarana gedung apakah sudah lengkap seperti pintu masuk dan keluar," kata dia.

Adri mengatakan keselamatan penonton itu harus dinomorsatukan. Lantaran itu, para panitia harus selalu waspada dengan segala kemungkinan. "Jangan lupa kita harus menyiapkan para medis yang cukup, ambulans, dan rumah sakit terdekat sehingga bila terjadi sesuatu kita sudah siap," kata pria paruh baya ini. Bos Java Musikindo menambahkan tragedi berdarah dalam konser Ungu ini adalah pelajaran bagi para pengelola pertunjukan musik agar kejadian serupa tak terulang.(ZIZ/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini