Sukses

Banjir di Daerah, Wapres Turut Prihatin

Wapres Jusuf Kalla prihatin atas berbagai bencana alam di sejumlah daerah di Tanah Air, terutama di Kabupaten Langkat, Sumut. Hutan yang gundul dinilai menjadi pangkal bencana alam.

Liputan.com, Makassar: Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan keprihatinannya atas terjadinya berbagai bencana alam di sejumlah daerah di Tanah Air, terutama di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Jusuf Kalla menilai pangkal masalah dari semua bencana ini adalah hutan yang semakin gundul. Karena itu, pemerintah tahun ini mengalokasikan dana hingga Rp 4 triliun untuk pembibitan dan penanaman kembali hutan atau reboisasi. Demikian dikemukakan Kalla di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (23/12).

Sementara jumlah total pengungsi korban banjir di Langkat, hingga Sabtu malam meningkat menjadi lebih dari 25 ribu orang. Sedangkan daerah yang terkena banjir meningkat dari delapan menjadi 12 kecamatan [baca: Banjir di Langkat Belum Surut]. Kini mereka mengungsi ke rumah ibadah dan gedung sekolah. Warga terpaksa meninggalkan rumah setelah genangan air meninggi dan merendam rumah mereka.

Gedung Sekolah Menengah Pertama 1 Besitang, misalnya. Ratusan korban banjir memanfaatkan meja belajar untuk dijadikan alas tidur. Banyak juga yang hanya menggelar tikar sederhana. Sementara korban banjir lainnya mengungsi ke sebuah musala di Desa Aras Napal, Kecamatan Besitang. Mereka terpaksa meninggalkan rumah yang berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi penampungan. Sebagian besar mengaku tak sempat menyelamatkan harta benda karena ketinggian air yang terus meningkat dalam waktu singkat.

Di Provinsi Riau, banjir kian meluas. Sejumlah daerah yang sebelumnya tak tersentuh bencana banjir mulai ikut terendam menyusul tingginya curah hujan. Di Kabupaten Bengkalis, misalnya. Air rawa yang berwarna hitam pekat dengan baunya yang khas membanjiri perkampungan penduduk dan lahan perkebunan. Banjir bersumber dari Sungai Samsam yang mulai meluap sejak Sabtu pagi. Tingginya curah hujan menjadi penyebab kian tingginya permukaan sungai.

Kabupaten Bengkalis sebelumnya dikenal lebih aman dari banjir tahunan karena anak-anak sungai yang membelah kawasan tersebut mengalir ke Sungai Siak, sebelum akhirnya bermuara di Selat Malaka. Pemerintah kabupaten setempat telah mengerahkan ratusan personel polisi untuk membuka pos koordinasi dan mengevakuasi warga, jika permukaan sungai terus meninggi.

Banjir yang melanda empat kabupaten di Provinsi Riau tersebut setidaknya telah menggenangi 5.000 lebih rumah warga yang berada di bantaran sungai. Gubernur Riau Rusli Zainal juga telah berkoordinasi dengan sejumlah bupati dan wali kota untuk mengantisipasi dampak banjir selanjutnya.(ORS/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.