Sukses

Laliq Ugaal, Ritual Dayak di Hilir Mahakam

Ritual Laliq Ugaal berisi upacara persembahan dan permohonan kepada sang penguasa, Tumai Tingai agar semua kegiatan masyarakat suku Dayak Bahau Saq tidak menuai kegagalan. Tradisi ini sudah berlangsung selama enam abad.

Liputan6.com, Samarinda: Sungai besar Mahakam yang membelah Kalimatan Timur menyimpan aneka budaya. Di antaranya kebudayaan suku Dayak Bahau Saq yang bermukim di kawasan hilir. Salah satu budaya masyarakat yang masih memegang paham alam semesta milik penguasa ini adalah tradisi Laliq Ugaal.

Tradisi menyambut datangnya masa tanam ini sudah dilakukan suku Dayak Bahau Saq lebih dari enam abad sejak Kerajaan Bahau berdiri. Penentuan Laliq Ugaal biasanya ditentukan oleh pertanda alam, yakni jatuhnya hujan di awal musim.

Laliq Ugaal berisi upacara persembahan kepada Tumai Tingai, sang penguasa jagat raya. Mereka memohon harapan agar kegiatan yang akan dijalankan pada masa mendatang tidak menuai kegagalan. Acara pertama yang dijalankan adalah Ngipau Umaa atau upacara penyucian guna mengusir roh jahat serta pemberkatan agar kampung terbebas dari marabahaya. Roh-roh jahat diusir dengan menggunakan daun havaang. Daun ini dianggap suci karena tumbuh bukan sebagai rumput liar.

Usai Ngipau, masyarakat kemudian berkumpul di dalam lamin atau rumah adat. Sementara pawang adat terus mengucap mantra untuk mengusir roh jahat yang dipercaya berada di sekitar kampung. Upacara pengusiran roh jahat dilanjutkan dengan numbak atau menghujamkan tongkat dan bambu. Selain untuk menahan laju roh jahat dari perut bumi, bunyi gerakan numbak juga akan menimbulkan kegaduhan, sesuatu yang tidak disukai roh jahat.

Berdasarkan kepercayaan suku Dayak Bahau Saq, sebuah upacara haruslah dihadiri roh leluhur. Untuk itu mereka pun mengadakan ritual mengundang roh leluhur.

Ritual Laliq Ugaal berlangsung selama sebulan. Para dayung atau pemuka agama dan adat memulai upacara dengan ritual Nebing, yakni meminta berkah kepada dewi padi dan leluhur agar memberi kesuburan pada padi dan tanaman. Dewi padi dalam mitos suku Dayak Bahau Saq bernama Hunai Parai Avaang. Hunai adalah dewi utusan Tuhan yang menjelma menjadi padi dan bertugas memberi kesuburan.

Selanjutnya ritual diteruskan dengan pemanggilan dewa dan dewi untuk menanamkan keselamatan dan kebaikan bagi tanah. Untuk itu mereka menyediakan sesaji dalam balaka. Masyarakat suku Dayak Bahau Saq percaya roh leluhur yang dianggap sebagai tamu kehormatan akan datang. Karena itu roh harus mendapat jamuan sesaji berupa telur, beras, dan dedaunan sirih.

Pada malam harinya warga menghibur roh leluhur dengan tarian Hendaq Uling dan Hudoq. Hendaq Uling adalah tarian berisi legenda sang dewa yang turun ke muka bumi untuk menyelamatkan warga dari bencana. Sedangkan Hudoq berisi legenda burung setengah manusia yang bersemayam di kalangan suku Dayak Bahau Saq. Burung ini bertugas menghalau segala hal yang akan menggagalkan panen padi.

Di dalam lamin adat, warga semalam suntuk melantunkan kidung Yaang Malam. Kidung ini mengisahkan tentang kelahiran dan kehidupan dewi padi Hunai hingga ia diutus menyelamatkan manusia dan roh leluhur dari apokayan. Menjelang pagi, warga menyalakan api di seluruh kampung. Ini dilakukan untuk menghormati para leluhur dan sebagai simbol semangat untuk mewujudkan kemenangan kebaikan atas roh jahat.

Keesokan harinya masyarakat suku Dayak Bahau Saq merayakan Tebeq Rau atau hari penghormatan terakhir dan rasa terima kasih kepada dewi Hunai. Roh leluhur yang telah dipanggil ini diantar pulang kembali layaknya tamu kehormatan. Dewi yang telah berjasa membantu manusia ini dikembalikan ke singgasana terakhir ke arah hulu.

Selanjutnya tari Hudoq kembali digelar. Gong dan tambur terus bertalu sebagai alat komunikasi dengan para leluhur. Masyarakat suku Dayak Bahau Saq berharap para roh leluhur tidak pernah meninggalkan mereka. Dengan begitu warga bisa terbebas dari bencana dan menuju kesuburan demi kesejahteraan dan kemakmuran.(IAN/Tim Potret)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini