Sukses

Maria Eva Membeberkan Soal Video Mesumnya

Maria mengaku adegan mesumnya dengan Yahya Zaini diabadikan dengan kamera HP di sebuah tempat sekitar dua tahun silam. Golkar dan BK DPR akan segera memproses kasus yang telah mencemarkan nama DPR.

Liputan6.com, Jakarta: Setelah beberapa hari bersembunyi dari kejaran wartawan, Maria Ulfa alias Maria Eva akhirnya angkat bicara seputar kasus video mesum yang dilakukannya bersama Yahya Zaini, anggota DPR dari Partai Golongan Karya. Ditemani Ruhut Sitompul, pengacaranya, penyanyi dangdut ini terlihat tenang menceritakan kasusnya.

Maria mengaku adegan itu diabadikan dengan kamera telepon genggam di sebuah tempat sekitar dua tahun silam. Namun dia membantah menyebarkan gambar itu, apalagi dengan tujuan mengangkat pamor kariernya. "Tolong dibersihkan nama kami berdua dan menemukan oknum-oknum yang menyebarkan film ini," kata Maria di Jakarta, Senin (4/12).

Lebih jauh Maria mengatakan, hubungannya dengan Yahya berlangsung lima tahun lalu kala menjadi penyanyi dalam acara yang digelar Golkar. "Hubungan kami seperti kakak adik. Pak Yahya sangat baik sering memberi masukan tentang berorganisasi, berpolitik, dan berorasi," ungkap Wakil Bendahara Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) ini.

Tiga tahun kemudian hubungan asmara mereka kandas setelah mendapat tekanan dari istri Yahya yang pernah berujung di kantor polisi. Maria menambahkan, selama berhubungan pernah hamil dua bulan. Namun digugurkan atas permintaan Yahya dan istrinya. "Pak Yahya juga mengantarkan ke rumah sakit sampai ke rumah," ujar Maria sambil terisak.

Maria menambahkan, masih punya handphone untuk mengambil adegan porno yang beredar santer beberapa hari silam itu [baca: Video Porno Anggota Dewan Gegerkan DPR]. Namun Maria pernah beberapa kali memperbaikinya di gerai HP. Maria mengaku siap mempertanggungjawabkan tindakannya kepada AMPI dan Partai Golkar.

Sementara Golkar dan Badan Kehormatan DPR memutuskan segera memproses kasus video mesra Yahya dan Maria. Ketua BK DPR yang juga fungsionaris partai beringin Slamet Effendi Yusuf berjanji segera melengkapi bukti-bukti terlebih dulu. Rapat pertama Dewan Kehormatan DPR akan digelar pada Kamis mendatang. "Kami belum bisa mengatakan ada pelanggaran kode etik atau tidak tetapi peristiwa itu merusak citra DPR," kata Slamet Effendi.

Wakil Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar Agung Laksono mengaku baru berbicara dengan Yahya melalui telepon sepulang yang bersangkutan dari Australia. Rencananya, partai pimpinan Jusuf Kalla ini akan menggelar rapat internal malam ini untuk meminta klarifikasi Yahya. Walau belum dibicarakan resmi, kuat dugaan mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam ini akan diminta mengundurkan diri.

Tim investigasi kasus beredarnya video mesum yang dipimpin oleh Agung baru saja menggelar rapat tertutup dengan pimpinan DPP partai beringin. Rapat meminta DPP Golkar menonaktifkan Yahya sebagai salah satu Ketua DPP. Sejauh ini tim investigasi belum bertemu dengan Yahya, tapi akan segera memanggil yang bersangkutan.

Saat dihubungi melalui telepon oleh SCTV, Ketua Organisasi Kepemudaan dan Kaderisasi DPP AMPI Leo Nababan mengatakan, telah membentuk tim yang beranggotakan tujuh orang untuk menangani kasus ini. "Dalam satu atau dua hari akan memanggil saudari Maria untuk meminta klarifikasi kasus tersebut," ujar Leo Nababan.

Leo Nababan menambahkan, tidak menutup kemungkinan meminta Maria mengundurkan diri atau sanksi berupa pemecatan. Namun pihaknya masih belum bisa mengambil keputusan karena menunggu keterangan Maria. "Yang pasti kehormatan dari AMPI maupun Golkar harus kita dahulukan daripada kepentingan pribadi," ungkap dia.

Selanjutnya Leo Nababan mengatakan, belum melihat adanya muatan politik dalam kasus ini. Dia lebih melihat masalah ini akibat keteledoran dari Yahya. "Dia harusnya lebih tanggap dalam hal-hal seperti ini. Bukan kita mengatakan perbuatan ini tidak baik tapi seharusnya seorang politisi tingkat nasional mengerti moralitas," kata Leo Nababan menutup pembicaraan.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini