Lapangan parkir pusat kerajinan Rajapolah penuh kendaraan. Rata-rata kendaraan berpelat nomor luar daerah. Berbagai kerajinan menarik perhatian konsumen, seperti sandal, keranjang, tas hingga alat rumah tangga. Harga barang kerajinan di kawasan ini memang bersaing dengan kualitas yang baik pula.
Para pemilik kios mengaku mendulang keuntungan yang lumayan pada arus balik Lebaran. Paling minim mereka mencatat laba bersih Rp 5 juta sehari. Jumlah ini lebih gede dari pendapatan harian.
Kondisi serupa juga tampak di pusat jajanan khas Kota Semarang, Jawa Tengah, di kawasan Jalan Pandanaran. Para pemudik membeli berbagai jenis makanan. Sebut saja, lumpia, bandeng presto hingga wingko babat. Para pemudik sengaja membeli oleh-oleh khas Kota Semarang karena sulit mendapatkan di kota lain. Kalau pun ada, harga jajanan khas Semarang mahal dan cita rasanya tidak selezat yang ada di kota asalnya.
Advertisement
Para penjual makanan khas Semarang membenarkan omzet penjualan meroket hingga 50 persen selama liburan Lebaran. Juru parkir juga ketiban rezeki. Penghasilan mereka meningkat tajam selama musim mudik.(TNA/Yudi Sutomo dan Taufan Yudha)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.